UNDIP, Semarang (13/11) – Bagi sebagian orang, nama hanyalah identitas. Namun bagi Z, satu huruf tunggal yang disandangnya bukan sekadar nama, melainkan doa yang sarat makna. Dari nama itu, orang tuanya berharap ia tumbuh menjadi pribadi sederhana, tetapi meninggalkan kesan mendalam. Kini, doa tersebut seolah terjawab ketika namanya dipanggil dalam prosesi Wisuda ke-180 Universitas Diponegoro baru-baru ini di Gedung Serba Guna Muladi Dome, sebagai lulusan S-1 Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dengan predikat cumlaude (IPK 3,58).
Perjalanan studi Z di UNDIP berlangsung selama 4 tahun 1 bulan 17 hari, masa yang penuh tantangan, adaptasi, dan pembelajaran. Diterima melalui jalur SBMPTN tahun 2021, ia memulai perkuliahan di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan seluruh kegiatan dilakukan secara daring. “Masa itu tidak mudah. Saya kesulitan memahami materi dan menjalin relasi dengan teman baru,” kenangnya. Namun, saat kampus kembali membuka perkuliahan tatap muka, Z perlahan menemukan ritmenya. Ia mulai beradaptasi, memperbaiki capaian akademik, dan menumbuhkan semangat baru dalam belajar.
Keunikan namanya ternyata menjadi keberuntungan tersendiri. “Karena nama saya cuma satu huruf, dosen dan teman-teman jadi cepat ingat,” ujarnya. Salah satu pengalaman yang masih diingatnya terjadi saat kuliah daring. “Ada dosen yang masih mengingat saya di semester dua, padahal hanya sempat mengajar di semester satu. Setiap pertemuan dosen tersebut selalu menyapa, jadi agak was-was juga kalau tiba-tiba dipanggil,” kisahnya.
Selama menempuh studi, Z dikenal sebagai pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab. Di sela kesibukan akademik, ia juga berkontribusi dalam penyusunan data penelitian dosen, sebagai wujud keterlibatan aktifnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Meski aktivitas kampus kerap padat, ia selalu berusaha menjaga keseimbangan antara kewajiban dan kebahagiaan pribadi. “Kalau sedang banyak tugas, saya pilih menyelesaikannya meski sampai larut malam. Tapi kalau mulai jenuh, saya recharge energi dengan keluarga atau sahabat,” ungkapnya.
Bagi Z, menjadi mahasiswa UNDIP bukan hanya tentang mengejar nilai, tetapi tentang membentuk karakter, belajar tangguh, jujur, dan berintegritas. “Alhamdulillah, bisa berproses di UNDIP adalah kebanggaan yang luar biasa,” ungkapnya penuh syukur. Kini, setelah resmi menyandang gelar sarjana, ia bersiap menapaki dunia kerja sembari tetap aktif membantu penelitian dosen. Z berharap bisa menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah ke ranah profesional, sekaligus membuka jalan untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.
Menutup kisahnya, Z berpesan kepada mahasiswa aktif UNDIP agar tetap fokus pada proses diri sendiri dan tidak mudah membandingkan diri dengan orang lain. “Hai, Dips! Tetap semangat ya. Setiap orang punya jalannya masing-masing, dan Tuhan pasti adil memberi hasil sesuai usaha kita,” ucapnya penuh optimisme.
Z membuktikan bahwa kesederhanaan bukanlah penghalang untuk berprestasi. Sejalan dengan semangat “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat”, perjalanannya menjadi inspirasi bahwa ketekunan dan kerendahan hati akan selalu menuntun pada keberhasilan. (Komunikasi Publik/UNDIP/ Nabila & DHW)







