FH Undip Gelar Diskusi Musikal Anti-Korupsi “Bung Hatta Jawa-Madura-Bali Tour 2018

Semarang (12/9), Perkumpulan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) sebagai salah satu organisasi non pemerintah yang bergerak dalam isu anti-korupsi, menyelenggarakan kegiatan penyebaran informasi dengan metode populer ‘diskusi musikal’ di Fakultas Hukum Undip.

BHACA bekerjasama dengan band Sisters in Danger yang meraih Most Popular Award dari badan dunia UN Women tahun 2017 lalu lewat lagu ’16 Oranges’. Sisters in Danger merupakan anggota dari Perkumpulan Simponi, sebuah organisasi musik untuk pendidikan yang berpengalaman melakukan diskusi musikal sejak tahun 2010 di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua KPK RI Alexander Marwata, Waka Departemen Riset & Desain Detik.com Erwin Daryanto, serta Civitas Akademik Undip.

Kegiatan “Bung Hatta Jawa-Madura-Bali Tour 2018: Diskusi Musikal Anti-Korupsi” yang diselenggarakan di 11 universitas/kota ini adalah kelanjutan dari kegiatan serupa yang telah sukses diselenggarakan pada tahun 2014 di 11 universitas/kota di Jawa, pada tahun 2015 di 12 universitas/kota di Sumatera, dan pada tahun 2017 di 6 universitas/3 kota di Sulawesi. Video: https://goo.gl/vTLmjL

Tujuan Kegiatan tersebut adalah menyebarkan informasi tentang korupsi, penyebab, dan dampak dari korupsi kepada generasi muda, meningkatkan kesadaran kritis dan menumbuhkan semangat perjuangan melawan korupsi pada diri sendiri dan di lingkungan sekitar, berbagi pengalaman dengan peraih dan juri BHACA, dan menjangkau generasi muda secara lebih efektif dengan metode diskusi musikal.

Dekan Fakultas Hukum Undip Prof. Dr. Retno Saraswati, S.H., M.Hum mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa.

“ Fakultas Hukum sendiri, meskipun tidak memiliki mata kuliah khusus terkait pendidikan anti korupsi, tetapi di dalam pelaksanaan perkuliahan nilai-nilai anti korupsi sangat ditekankan oleh para dosen” ujar dekan.

Lebih lanjut Prof. Retno mengatakan bahwa civitas akademika FH undip sangat menjunjung tinggi nilai-nilai anti korupsi, dan berharap kepada mahasiswa sebagai agent of change dapat menjadi seorang sarjana hukum yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi juga memiliki nilai integritas yang baik. Sehingga ketika pada saatnya nanti, menduduki suatu jabatan tertentu diharapkan dapat berbuat semaksimal mungkin bagi negara, nusa dan bangsa.

Kegiatan ini tidak hanya berisikan pemaparan dari narasumber, tetapi juga ada pemaparan data-data mengenai tindak pidana korupsi yang dipaparkan oleh moderator : M. Berkah Gamulya – Direktur Eksekutif BHACA & personil band Sisters in Danger. Pemaparan data-data yang dimiliki diselingi dengan penampilan dari band Sisters in Danger.

Adapun poin-poin materi yang disampaikan narasumber adalah sebagai beirkut :

– Alexander Marwata : Wakil Ketua KPK RI

  • Membangun budaya kejujuran membutuhkan keterlibatan seluruh elemen bangsa. Dimulai dari keluarga, masyarakat, sampai dengan pemerintah.
  • Harus dilakukan evaluasi pendidikan, bagaimana menciptakan atau mewujudkan pendidikan yang mampu menjadikan seseorang berintegritas.
  • Terdapat empat hal yang rawan memunculkan korupsi, yaitu : perencanaan dan penyelenggaraan; perijinan; rekrutmen pegawai; dan, biaya politik yang terlalu mahal.

–  Erwin Daryanto : Waka Departemen Riset & Desain Detik.com

  • Peran media dalam pemberantasan korupsi, adalah sebagai kontrol sosial terhadap fenomena tindak pidana korupsi yang marak bermunculan, mulai dari berita OTT, berita pencegahan korupsi, dan lain sebagainya.
  • Media juga berperan dalam kontrol anggaran. Media akan menyoroti RAPBD, RAPBN, bagaimana pembangunan gedung DPR yang terlihat miring, dan lain-lain.
  • Media juga berperan menyadarkan masyarakat mengenai tindak pidana korupsi. Nyatanya belum semua elemen masyarakat mengetahui apa itu korupsi, bahkan tidak semua pejabat negara mengerti apa itu korupsi.
Share this :

Category

Arsip

Related News