UNDIP, Sumatera (12/12) – Universitas Diponegoro melakukan koordinasi lintas sektor untuk penanganan bencana di wilayah Sumatera sebagai respons terhadap bencana yang terjadi di Sumatera. Universitas Diponegoro melakukan rapat koordinasi bersama Kementerian Kesehatan RI, Walikota Padang, BNPB Kabupaten Agam, DINKES Kabupaten Agam, Puskesmas Palembayan, Ketua LPPM Universitas Andalas, Posko Kesehatan Universitas Andalas, FKM Universitas Andalas, Ketua LPPM UNP (Universitas Negeri Padang) dan Wakil Dekan 1 FK UNP, Poltekes Padang, dan PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Rapat koordinasi difokuskan pada pemetaan kebutuhan kesehatan, rute distribusi bantuan, serta kondisi penyintas di daerah terdampak. Rapat ni bertujuan pula untuk menyelaraskan langkah mitigasi, kesiapsiagaan, respons cepat, serta pemulihan pascabencana di seluruh wilayah terdampak maupun berisiko tinggi.
Prof. dr. Achmad Zulfa Juniarto, M.Si.Med., MMR., Sp.And(K), selaku Ketua Tim II Relawan Bencana UNDIP, mengatakan, “kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk mempercepat penanganan bencana.”
“Mengingat Sumatera memiliki karakter geografis dan kerentanan bencana yang beragam. Diharapkan dengan koordinasi yang kuat serta fasilitas dan bantuan pendukung, diupayakan setiap respons lapangan berjalan dengan cepat, tepat, dan terukur,” ujar Prof. Zulfa.
Respons yang cepat dan tepat dilakukan dengan berbagai upaya, meliputi: pertama, Pendampingan Psikososial, di mana Tim Psikososial melakukan pendampingan psikososial di 2 (dua) rumah singgah. Total penyintas yang didampingi sebanyak ±20 orang, yang terdiri dari anak-anak, lansia, dan warga rentan. Pendampingan meliputi stabilisasi emosi, asesmen kebutuhan psikologis, dan aktivitas pemulihan.
Kedua dengan memberikan Pelayanan Kesehatan, yakni Tim Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Palembayan. Layanan yang diberikan mencakup pemeriksaan umum dan koordinasi dengan puskesmas setempat
Ketiga, melakukan analisis Kebutuhan Mendesak di Lapangan. Kebutuhan makanan berprotein seperti telur, ikan kaleng, susu, dan daging olahan di wilayah Palembayan masih kurang. Juga kebutuhan medis seperti obat-obatan, mengingat kebutuhan obat-obatan dasar masih tinggi. (Komunikasi Publik/UNDIP/Aqil ed. Ut)









