Dalam rangka memperingati dies natalis ke 59 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro menggelar kuliah umum bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. M. Nasir di Gedung Kewirausahaan FEB Undip, Rabu (13/3). Hadir dalam acara tersebut Menristekdikti beserta jajaran, tamu undangan, dan civitas akademika Undip. Acara pidato ilmiah Ristekdikti tersebut mengusung tema “Dampak Revolusi Industri 4.0 Pada Pendidikan Tinggi Di Indonesia”
Wakil Rektor Sumber Daya Undip Dr. Darsono dalam sambutannya mengemukakan bahwa peran besar FEB untuk Undip sangatlah besar juga bangsa dan negara.
“kerja keras termasuk mantainance , terobosan dan inovasi yang saat ini sedang dilakukan besar besaran oleh FEB, Fakultas Ekonomi merupakan salah satu pendorong kemajuan universitas , baik dari akreditasi internasional maupun nasional yang nantinya akan menjadi kampus kelas dunia” tutur Darsono.
Dalam paparannya Menristekdikti Prof. M. Nasir menjelaskan bahwa pelajaran yang dapat dipetik dari revolusi industri di masa lalu, khususnya revolusi industri 2.0 dan 3.0 adalah kemajuan teknologi telah mengubah tataran kehidupan masyarakat secara tak terduga.
“Sebelum ada mobil dan pesawat, orang tidak menduga bahwa bepergian dapat dilakukan dalam tempo yang singkat. Sudah menjadi jamak saat itu jika bepergian memerlukan waktu berhari-hari. Namun dengan adanya mobil dan pesawat, jarak sudah tidak menjadi hambatan lagi,” ujarnya.
Saat ini dipaparkan Moh. Nasir, kita sedang mengarungi revolusi industri keempat. Revolusi industri 4.0 berkaitan dengan ekosistem yang merupakan integrasi antara sistem cyber, sistem fisis dan manusia melalui Internet of Things. Ekosistem ini akan mentransformasikan berbagai sektor yang berhubungan dengan kehidupan manusia, seperti rumah, sekolah, pabrik, dan perusahaan menjadi rumah pintar, sekolah pintar, pabrik pintar, dan perusahaan pintar. Revolusi industri ke-empat ditandai dengan gabungan berbagai teknologi yang mengaburkan batas-batas antara teknologi di bidang fisis, biologis, dan digital serta merubah platform industri saat ini di seluruh dunia. Perubahan platform ini terjadi untuk sistem produksi, manajemen dan tata kelola perusahaan.
“Bagaimana kita mempersiapkan pendidikan tinggi untuk menyongsong revolusi industri 4.0? Tentunya kita perlu menyiapkan pendidikan tinggi untuk generasi sekarang dan akan datang yang selaras dengan karakteristik revolusi industri 4.0 agar mereka siap untuk menyongsong revolusi industri berikutnya yang akan terjadi dalam masa hidup mereka,” katanya.
Karakteristik Pendidikan Tinggi di universitas di abad 21, berbeda dengan di abad 20. Diharapkan lulusan tidak hanya ahli dalam satu bidang disiplin ilmu, tetapi juga memiliki kemampun berpikir sistem dalam multi dan interdisiplin. Mereka diharapkan pula memiliki kemampuan integratif dan kemampuan sintesis yang lebih kuat dibanding dengan kemampuan analisisnya. “Mereka diharapkan pula memiliki kemampuan integratif dan kemampuan sintesis yang lebih kuat dibanding dengan kemampuan analisisnya,” Pungkas Prof.Nasir.