Tim PKM Undip Ciptakan Anestesi Cacing Sutra dari Limbah Rokok

Tingkatkan Kebutuhan Pakan Alami Ikan berupa Cacing Sutra (Tubifex sp.), Tim PKM Undip Ciptakan Anestesi dari Limbah Rokok untuk Memperpanjang Waktu Pengiriman.

Tren positif dari produksi perikanan budidaya mengalami peningkatan sejak tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan terlihat dari sektor budidaya perikanan dengan pertumbuhan 43,76%. Perikanan budidaya mempunyai nilai strategis dalam perekonomian nasional karena di samping kontribusinya dalam mendukung usaha pemenuhan gizi protein hewani, penyedia lapangan kerja dan meningkatkan sumber pendapatan masyarakat (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015).  Pakan memiliki peran penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penggunaan pakan alami seperti cacing sutra (Tubifex sp.) untuk budidaya ikan memiliki beberapa keuntungan selain harganya yang lebih murah dan dapat mengurangi pencemaran kualitas air tambak/kolam. Selain itu, mempunyai kandungan gizi yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan pakan buatan (Harahap dan Yusapri, 2015).

Masalah yang dihadapi dalam penjualan cacing sutra adalah proses pendistribusiannya karena mudah busuk. Oleh karena itu, diperlukan pembiusan selama pengiriman. Pembiusan dengan menggunakan bahan anestesi bertujuan untuk memperpanjang waktu transportasi dengan menekan metabolisme dan aktivitas serta mengurangi resiko kematian (Septiarusli et al., 2012). Bahan antiseptik dan anestesi yang biasa digunakan dalam bidang kesehatan mengandung senyawa eugenol yang paling tinggi ditemukan pada cengkeh (Maryani et al., 2018) . Cengkeh merupakan bahan utama pembuatan rokok. Hal itu menunjukkan bahwa kemungkinan besar limbah rokok mengandung senyawa eugenol yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar anestesi sehingga meningkatkan nilai ekonomis limbah dan mengurangi pembuangan di lingkungan. Hal itu lah yang mendasari Tim PKM Penelitian Mutia melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Anestesi Cacing Sutra (Tubifex sp.) dari Hasil Destilasi Limbah Cair Pabrik Rokok.

Bahan limbah rokok yang digunakan adalah limbah cair clove hasil produksi rokok dari Pabrik PT Djarum Oasis. Limbah tersebut kemudian didestilasi untuk mengambil minyak atsirinya dan dilakukan pengekstrakan minyak atsiri untuk mendapatkan eugenol murninya. Eugenol ini lah yang dijadikan sebagai bahan anestesi untuk cacing sutra. Uji toksisitas dengan konsentrasi 50.00 ml, 60.00 ml, 72.00 ml, 103.68 ml menunjukkan bahwa pemberian anestesi limbah rokok pada cacing sutra mampu memperpanjang waktu hidup cacing sutra. Sedangkan pada perlakuan kontrol cacing sutra hanya mampu hidup 24 jam. Setelah perlakuan 96 jam pemberian anestesi dari limbah rokok dibutuhkan penyiponan dengan air tawar selama 5 jam untuk mengembalikan cacing sutra pada kondisi normal. Karakteristik cacing sutra yang telah dilakukan penyiponan setelah pingsan memiliki karakteristik yang sama dengan cacing sutra yang masih segar yaitu berwarna merah cerah, bergerak aktif dan tidak bergerombol.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pemberian anestesi dari limbah rokok mampu memperpanjang waktu pengiriman cacing sutra selama 96 jam. Inovasi dari mahasiswa FPIK Undip dengan ketua Mutia Apriliani, anggota Wulandari dan Rika Amelia yang dibimbing oleh Dr. Ir. Pujiono Wahyu Purnomo, M.Si. ini mampu mampu mendukung peningkatan perikanan budidaya air tawar karena kebutuhan pakan alaminya terpenuhi, mampu mengurangi pencemaran di lingkungan dan menambah nilai ekonomis limbah.

Share this :

Category

Arsip

Related News