Departemen Arsitektur FT Undip kembali menyelenggarakan kegiatan summer school atau yang dikenal dengan International Field School (IFeS) dengan tema Reviving the Past toward Sustainable Tourism Kampong yang berlokasi di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 26 Agustus 2019 hingga 4 September 2019. Tujuan dilaksanakan program ini adalah mengajak para peserta untuk mengetahui seluk beluk kehidupan dan kebudayaan di suatu perkampungan yang berada di pusat kota Surakarta yang memiliki suatu kekhasan tersendiri.
Terdapat empat fokus kegiatan dalam penyelenggaran IFeS tahun ini, yaitu urban heritage an consevation of urban kampong; living culture in urban kampong; public policy of urban kampong serta spatial and physical context of urban kampong. Delapan universitas terlibat dalam kegiatan ini dan keenam diantaranya berasal dari luar negeri.
Kedepalan universitas yang terlibat tersebut adalah Universitas Diponegoro; Tuskegee University USA; Kagoshima University Jepang; Universiti Sains Islam Malaysia; Griffith University Australia; Politeknik Port Dickson; Ritsumeikan University Jepang dan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kegiatan summer school ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik universitas Diponegoro, Prof. M. Agung Wibowo, PhD. Dalam sambutannya beliau menuturkan bahwa kegiatan summer school ini dilakukan dalam rangka studi bersama untuk melakukan identifikasi kegiatan dan kebudayaan khas dari kampung batik laweyan. Beliau berharap kegiatan summer school 2019 ini akan menjadi media dalam menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan tinggi lain di luar negeri serta menggaet mahasiswa asing dalam melakukan studi bersama untuk mempelajari budaya Indonesia lebih lanjut.
” Kegiatan yang berlangsung selama sepuluh hari ini akan diakhiri dengan kegiatan offsite learning pada masing-masing Universitas yang terlibat. Output yang diharapkan dari kegiatan yang sedang berlangsung ini adalah peserta dapat melakukan identifikasi arsitektural di kampung laweyan dan memberikan rekomendasi tentang konservasi rumah di kampung laweyan dengan segala aktivitas didalamnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi suatu kegiatan yang berkelanjutan sebagai salah satu upaya terhadap konservasi kebudayaan yang ada di Indonesia” pungkas Prof. Agung.