Pada hari Rabu, 23 Oktober 2019 bertempat di rumah makan Ulam Sari, Kudus diadakan Focus Group Discussion 5 bidang dengan tema persatuan dan kesatuan untuk kedaulatan pangan. Acara FGD ini dihadiri oleh Bupati Kudus, penyuluh, peternak, petani dan akademisi dari Universitas Diponegoro. Acara yang berlangsung dari jam 09.00 hingga jam 12 ini merupakan upaya dari Universitas Diponegoro untuk memajukan dan meningkatkan kompetensi pelaku sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Kudus.
Acara ini bahkan disambut antusias oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus yaitu Catur Sulistiyanto, S.Sos, M.M. karena dirasa sangat bermanfaat bagi perkembangan sektor peternakan dan pertanian di Kudus. Apalagi selama ini FPP Undip juga sudah membantu Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten kudus dalam mengembangkan budidaya kalkun.
Lebih lanjut acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan perayaan Dies Natalis Universitas Diponegoro ke 62. Selama ini masih jarang ada universitas yang merayakan hari jadinya dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Konsep baru ini diusung oleh Universitas Diponegoro karena ingin membantu penyuluh, petani, maupun peternak dalam mengakses informasi terbaru perkembangan sektor pertanian dan peternakan.
“Kami ingin merubah image bahwa Universitas adalah menara gading bagi masyarakat. Dengan kegiatan ini harapannya masyarakat khususnya peternak dan petani bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang dilakukan oleh akademisi sehingga bisa mereka aplikasikan. Sudah saatnya universitas bisa lebih berkolaborasi dengan masyarakat” ujar Dr. Ir. Bambang W.H.E.P, M.S., M.Agr selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro.
Sebagai salah satu kegiatan perayaan Dies Natalis Undip ke 62, acara ini diisi oleh 5 narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing. Narasumber yang berasal dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip ini memaparkan tentang potensi pegembangan pangan lokal, pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan alternatif ternak, sistem pertanian terpadu, budidaya perikanan darat beserta penanganan pasca panennya, hingga peningkatan kapasitas SDM penyuuh di Kabupaten Kudus dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Materi yang diberikan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini memang dipilih mulai dari hulu hingga hilir dengan harapan peternak maupun petani memiliki pengetahuan yang holistik. Disesuaikan pula dengan kebutuhan sasaran agar kedepan mereka bisa mengaplikasikan materi dari kegiatan pengabdian masyarakat ini.
“Selama ini, kegiatan pengabdian hanya dilakukan dengan pemberian materi secara terpisah-pisah. Oleh karena itu dalam kegaitan pengabdian Dies Undip ini kami ingin memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada masyarakat agar memiliki pola pikir yang berkelanjutan”, terang Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.sc., Ph.D, selaku Ketua Panitia.
Penyuluh, peternak, maupun petani juga mengakui perlunya kegiatan seperti ini. Menurut mereka selama ini kegiatan pengabdian biasanya hanya satu materi selesai dan tidak ada tindak lanjut. Tetapi dalam kegiatan pengabdian masyarakat Dies Undip ini masyarakat dan penyuluh diikutsertakan sejak awal kegiatan. Mulai dari identifikasi masalah dan kebutuhan hingga penetepan materi. Tindak lanjutnya dalah diberikan akses kepada siapapun untuk bertanya atau mengakses informasi secara bebas kepada para akademisi di Undip tidak sebatas pada kegiatan pengabdian berlangsung, namun hingga sesudahnya.