Kabupaten Pemalang kaya akan komoditas lokal diantaranya nanas dan kentang. Selain juga potensi wisata terutama di beberapa desa yang terletak di lereng gunung Slamet yang menyimpan banyak keindahan alam.
Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam Tim I KKN Undip telah melaksanakan pengabdian dengan terjun langsung mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk memajukan potensi daerah bekerjasama dengan masyarakat lokal. Inovasi dan produk yang mereka kembangkan bersama dengan masyarakat di gelar pada Ekspo KKN di kecamatan Pulosari, kabupaten Pemalang pada hari Minggu(9/2).
Kegiatan tersebut sekaligus merupakan monitoring dan evaluasi sebagai salah satu indikator keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan dihadiri oleh Wakil Rektor Komunikasi dan Bisnis Dr. Darsono, SE.,Akt.,MBA, Perwakilan dari Bappeda Pemalang dan Camat setempat.
Dalam sambutannya, Dr. Darsono menyampaikan bahwa Undip mengucapkan terima kasih telah diberikan kesempatan untuk mahasiswa mengimplementasikan ilmu di bangku kuliah untuk bersama dengan masyarakat mengembangkan potensi lokal. “Berharap inovasi dan produk yang dihasilkan adalah produk tepat guna yang memberikan kemanfaatan besar bagi masyarakat”, tutur Beliau.
Adapun inovasi dan produk yang dikembangkan di masing-masing desa di kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang meliputi: pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar kopi, pengembangan ekonomi lokal dengan budidaya tanaman toga jahe merah di desa Siremeng. Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai pemanfaatan sisa hasil perkebunan. Sementara di desa Clekatakan, masyarakat dilatih untuk membuat sabun dari kentang yang bermanfaat untuk membersihkan noda bekas jerawat, mengatasi penuaan dini, mengatasi kulit keriput dan kolagen untuk kulit.
Sebagai daerah penghasil nanas terbesar di Jawa Tengah, oleh mahasiswa KKN dimanfaatkan untuk menambah produk olahan. Jika sebelumnya diolah menjadi selai, stik, dodol, manisan dan keripik, kini tambahan varian baru yakni diolah menjadi kukis nanas dan wingko nanas. Selain juga olahan dari bahan tepung singkong yang disebut mocaf yang dibuat bromo yakni brownies mocaf.
Selain dibuat lilin aroma kopi, produk lokal kopi juga diolah menjadi permen kopi (coffee caramel candy) yang rendah gula.
Inovasi lain yang memberi kemanfaatan adalah perancangan alat fog catchers (penangkap kabut) dalam upaya mengatasi kebutuhan air saat musim kemarau di desa Jurangmangu. Juga penyusunan masterplan untuk pengembangan pariwisata di desa Batursari yakni jalur pendakian Cemara Sakti dan Pakis Blengkunang. Sedangkan di desa Penakir adalah upaya pengelolaan wisata Igir Tipis yang merupakan kawasan lindung di lereng gunung Slamet.