Undip-ADB 2nd International Webinar 2020 “Fast-Tracking The SDGs At A Time of Crisis”

Undip-ADB 2nd International Webinar 2020 “Fast-Tracking The SDGs At A Time of Crisis”

2 September 2020

Kantor Pemeringkatan Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) kembali menyelenggarakan Undip-ADB 2nd International Webinar yang masih dalam rangkaian Webinar Undip SDGs Series 2020 dengan tema “Fast-Tracking  The SDGs at a Time of Crisis”. Para pembicara pada webinar kali ini merupakan pakar dalam bidangnya yang berasal dari berbagai negara.

Acara webinar ini dimulai pukul 09.30 WIB melalui zoom dan live streaming youtube. Webinar dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc. selaku Wakil Rektor Riset dan Inovasi, Universitas Diponegoro. Prof Ambariyanto menyampaikan bahwa Universitas Diponegoro menjaga komitmennya untuk aktif berperan dalam berbagai usaha mewujudkan capaian SDGs (Sustainable Development Goals/ Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) pada tahun 2030. Salah satu peran aktif Undip yaitu adanya Undip SDGs Centre dan menjalin kerja sama kemitraan dengan berbagai pihak terkait untuk bersama-sama mewujudkan capaian SDGs. Acara selanjutnya yaitu presentasi Pembicara Utama (Keynote Presentation) oleh Ir. Bambang Susantono, MCP., MSCE., Ph.D. selaku Vice President for Knowledge Management and Sustainable Develoment ADB. Beliau menyampaikan bahwa perlunya mengambil langkah percepatan untuk mencapai SDGs yang mungkin mengalami perlambatan karena serangan pandemi covid-19 dan pencapaian SDGs yang belum menyentuh masyarakat lokal serta capaian 17 SDGs secara rata-rata baru tercapai di bawah 40%. Pada masa pandemi ini, ADB menyediakan bantuan penanganan dan pemulihan bagi negara-negara anggota ADB, termasuk Indonesia. ADB mengarahkan rekomendasi tiga hal dalam melanjutkan proses pembangunan dalam era pandemi covid-19 yaitu: 1) Program pemulihan kondisi negara tetap mempertimbangkan aspek lingkungan; 2) Menjalankan kegiatan bisnis dengan kebijakan dan cara baru yang sesuai dengan new normal; 3) Kegiatan pemulihan kondisi akibat pandemic tetap berpegang pada prinsip kelestarian lingkungan hidup yang hijau dan pembangunan ynag inklusif dan berkesinambungan.

Sesi presentasi panel dimoderatori oleh Prof. Ir. M. Agung Wibowo, M.M., M.Sc., Ph.D. Para pembicara yang tampil pada sesi panel webinar kali ini yaitu Smita Nakhooda, B.A., M.Sc., sebagai Senior Results Management Specialist ADB, Dr. Bernardia Tjandradewi selaku Sekjen United Cities and Local Government Asia-Pacific (UCLG ASPAC), Amalia A Widyasanti, S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D sebagai Chairman Indonesia’s SDGs National Secretariat, dan Dr. Rukuh Setiadi selaku Peneliti SDGs Center Undip. Smita Nakhooda, M.Sc. mempresentasikan “Fast-tracking the SDGs: Driving Asia Pacific Transformation” yang membicarakan proses pencapaian SDGs oleh negara-negara di Asia-Pasifik bisa digolongkan dalam empat jenis kecepatan pencapaian meliputi enam poin pencapaian yaitu ekonomi, lingkungan, pangan dan gizi, kualitas kehidupan perkotaan, kesehatan dan energi. Pembicara kedua, Dr. Bernardia Tjandradewi dalam presentasinya “Innovative Solutions to Implement SDGs in Asia-Pacific through Local Goverments amid Covid-19” memaparkan bahwa pandemi covid-19 masih membawa hal baik seperti maraknya ekonomi digital yang digiatkan pemerintah daerah dan makin rekatnya gotong-royong dan semangat solidaritas di antara masyarakat . Selanjutnya Amalia A Widyasanti, Ph.D menyebutkan bahwa dalam masa pandemi ini tiga pilar penting harus dipertahankan untuk menjaga ketahanan negara dan bangsa yaitu ekonomi, lingkungan dan hukum pemerintahan. Selain itu sumber daya manusia juga merupakan asset yang penting utntuk keberlangsungan kehidupan, maka kesehatan manusia sangatlah krusial dalam presentasinya berjudul “Indonesia’s Challenges, Key Strategic Policies and Priority Agendas Toward 2030”. Pembicara terakhir, Dr. Rukuh Setiadi menyampaikan presentasi dengan tajuk “The Implementation of SDGs: A Transformative Perspective of Sub-National” yang berisi tentang implementasi SDGs pada lapisan sub-nasional yang bisa memanfaatkan berbagai panggung seperti kerja sama antar institusi terkait dan pemberdayaan masyarakat di tiap regional.

Diskusi webinar ini sangat interaktif dan banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh peserta baik melalui zoom maupun Youtube live. Jumlah peserta yang mengikuti Webinar ini sekitar 3600 orang yang berasal dari 21 negara seperti Australia, Gambia, India, United Arab Emirates, Malaysia, Netherlands, Nepal, Philippines, Singapore, Sudan, Thailand, Timor-Leste, Cambodia, Hong Kong, Bangladesh, Burma, Vietnam, Timor Leste, Pakistan, and Indonesia.

Untuk tautan (link) Youtube webinar ini adalah: https://www.youtube.com/watch?v=Gzy2y9LQfzc.

Share this :

Category

Arsip

Related News