,

Sertifikasi Kompetensi Digalakkan di FPIK UNDIP Termasuk Sertifikasi Selam Keahlian di Karimunjawa yang Diminati Mahasiswa Asing

SEMARANG – Program Training dan Sertifikasi kompetensi yang merupakan salah satu target kinerja yang sudah ditetapkan oleh Undip selaku PTNBH dengan target untuk FPIK sekitar 20% dari lulusan. FPIK sudah melakukan berbagai upaya untuk menjalin Kerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri.

Kegiatan kuliah, training dan sertifikasi Selam Keahlian yang digelar Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) di Kepulauan Karimunjawa Jepara, sudah diinisiasi sejak tahun 2016 melalui Kerjasama dengan Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang yang cukup diminati. Selain mahasiswa asing, masyarakat umum juga banyak yang tertarik mengikuti pelatihan bersertifikat tersebut. Awalnya, pelatihan selam keahlian mulai diselenggarakan untuk mendukung kompetensi mahasiswa Prodi Ilmu kelautan yang salah satu persyaratannya memiliki kemampuan menyelam.

Selain sertifikasi selam, FPIK Undip telah mengadakan pula sertifikasi kompetensi BNSP yakni terkait dengan penilaian kondisi terumbu karang tahun 2019, bekerjasama dengan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, FPIK Undip saat ini juga sudah memiliki sejumlah asesor yang terkait dengan kompetensi tersebut. Di tahun 2021, FPIK Undip akan melanjutkan kerjasama dengan LSP Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) untuk uji kompetensi penilaian kondisi terumbu karang, mangrove, ikan karang, megabentos dan lamun. Melalui penyataraan isi pembelajaran mata kuliah di lingkungan FPIK Undip dengan modul/materi uji kompetensi akan memudahkan peserta sertifikasi non-experince untuk mengikuti sertifikasi kompetensi. Penyetaraan materi kuliah dan materi uji kompetensi juga akan dilakukan dengan kerjasama LSP lainnya, seperti LSP KP (Kelautan dan Perikanan) sehingga akan dapat dilakukan efisiensi baik dari sisi waktu dan biaya. Melalui program tersebut diharapkan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, mahasiswa maupun FPIK Undip dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

Dekan FPIK Undip, Prof Ir Tri Winarni Agustini MSc PhD, mengungkapkan untuk menjawab minat di luar mahasiswa ilmu kelautan, maka sejak tahun 2016 dibuat program pelatihan selam bersertifikat untuk umum. Mudah mudahan dalam waktu dekat kita bisa merealisasikan Kerjasama dengan LIPI untuk melakukan sertifikasi kompetensi yang merupakan hasil penyetaraan kurikulum mata kuliah dengan modul uji kompetensi sehingga bisa lebih efisien. Harapannya program ini akan dapat memberikan manfaat besar untuk mahasiswa dalam memperoleh sertifikasi pendamping ijazah. Kami juga membuka kesempatan untuk mahaiswa di luar Prodi dan fakultas bahkan universitas.
Peserta program pelatihan dan sertifikasi ini dibimbing oleh para instruktur handal (penyelam profesional yang tentunya bersertifikat) juga para asesor yang diakui secara sah. Untuk mahasiswa asing, waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan liburan musim panas (summer). Untuk program selam keahlian, melalui “Program Introduction to Scientific Diving” yang berlangsung setiap tahun, telah menghasilkan puluhan SCUBA Diver yang memiliki kemampuan pengetahuan lingkungan dan biota laut serta berkontribusi dalam perbaikan terumbu karang,” kata Prof Tri Winarni, Kamis (11/3/2021).

Dia menambahkan, dengan berjalannya waktu, program ini nantinya bisa dikembangkan menjadi model paket ecotourism dengan obyek wisata Karimunjawa serta Semarang dan sekitarnya. Sehingga program training selam ditawarkan kepada mahasiswa dan anak muda lainnya yang tertarik untuk eksplorasi bawah laut Karimunjawa. “Namun karena pandemi Covid-19, program ini sementara diliburkan. Sedangkan untuk mahasiswa FPIK Undip sertifikasi selam tetap berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya.
Untuk tahun 2021 ini FPIK mempertimbangkan untuk pelaksanaan sertifikasi yang bekerjasama dengan LIPI sedangkan untuk sertifikasi selam keahlian masih mempertimbangkan kemungkinan pelaksanaannya. Pimpinan fakultas mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, serta arahan dari pimpinan universitas mengenai bisa-tidaknya program ini dilaksanakan untuk mahasiswa asing dan masyarakat umum. Hal itu dilakukan karena banyak regulasi yang harus dipenuhi, khususnya jika melibatkan mahasiswa asing.

Khusus untuk sertifikasi selam keahlian, setiap Angkatan (trip) jumlah peserta dibatasi maksimal 25 orang. Kebijakan ini menyesuaikan dengan jumlah trainer selam yang ada. Karena itu, jika peminatnya melebihi kuota, maka akan dibuat beberapa trip paket.

Ditanya besarnya biaya bagi peserta, Tri Winarni mengatakan terjangkau. Biaya partisipasi peserta dialokasikan untuk akomodasi selama program dilaksanakan. “Sangat terjangkau. Bahkan lebih murah kalau dibandingkan dengan program sejenis yang lainnya,” tukas dia.

Share this :

Category

Arsip

Related News