SEMARANG- Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar Online Symposium and Day Workshop Computational Biology and Bioinformatics in Health and Medicine (Simposium Online dan Lokakarya tentang Komputasi Biologi dan Bioinformatika di Bidang Kesehatan dan Kedokteran). Lima pakar berperan sebagai fasilitator dalam lokakarya yang diikuti oleh 36 dokter tersebut.
Kelima pakar yang menjadi fasilitator yang masing-masing mendampingi satu kelompok pembahasan adalah dr. Galuh Dyah Nur Astuti, M.Si. Med., Ph.D; dr. Mulflihatul Muniroh, M. si., Med., Ph.D; Adriyan, S.Gz., M.Si., Ph.D; Nydia Rena Benita; dan dr Nani Maharani, M. Si.Med., Ph.D. Masing-masing group atau kelompok diberi waktu 70 menit untuk mengerjakan tugas dan 50 menit untuk mendiskusikan tugasnya secara intens.
“Jadi workshop ini adalah tentang Bioinformatika dan fokusnya pada genetika. Mungkin kalau yang sudah biasa penelitian dengan genetik kali ini dimulai dengan yang paling dasar. Kalau nantinya ada peminatan yang lainnya bisa lebih advance lagi,” ujar dr Galuh Dyah Nur Astuti, salah satu fasilitator lokakarya yang juga inisiator kegiatan ini, baru-baru ini.
Lokakarya tentang bioinformatika dan genetika ini diikuti 36 orang sebagian besar adalah dokter. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (2/10/2021) tersebut merupakan bagian dari rangkaian berbagai kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke-60 Fakultas Kedokteran Undip.
Pembahasan oleh peserta dimulai dengan clinical case dengan sebuah kasus dengan phenotype tertentu dan pedigree information. Setelah itu dilanjutkan ke part pertama, yakni gene hunting. Dalam sesi ini peserta diajak menggunakan data base berdasarkan phenotype pasien untuk menentukan bagian apa yang menyebabkan penyakit.
“Part kedua, getting to know your gene interest. Jadi kita akan cari informasi lebih lanjut mengenai sebuah gen. Part ketiga, designing your primers, yakni mendesain primer untuk eksperimen PCR,” jelas dojter Galuh.
Sedangkan pada part empat dilakukan interpreting the result, yang mana peserta workshop diajak bagaimana menginterpretasikan hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) dan cara sikuensing. Lantas part kelima, is the variant disease causing. Di sesi ini peserta diarahkan memprediksi apakah varian tersebut potensial menyebabkan sebuah penyakit atau tidak.
Terakhir part ke-6, dibahas 3D protein structure prediction. Dalam bagian ini peserta workshop diajak untuk mencoba lakukan prediksi 3D struktur protein. Tujuan dari penugasan ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar dari gen, desain primer standar PCR dan interpretasi varian gen.
“Diharapkan dengan adanya workshop ini peserta bisa termotivasi untuk mempelajari bioinformatika pada umumnya dan genetika untuk menguatkan kegiatannya dalam pelayanan kesehatan,” pungkas dr Galuh. (tim humas)