Virna Rania Isyira meraih Juara III Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Karya tulis gagasan kreatif yang ia presentasikan berjudul “Daging Analog Berbasis Kacang Merah, Tepung Rumput Laut, dan Gluten sebagai Upaya Diversifikasi Pangan untuk Pencegahan Stunting di Nusa Tenggara Timur”.
“Gagasan ini bermula dari ketertarikan terhadap produk daging analog yang dapat memenuhi kebutuhan protein di masyarakat. Masyarakat Indonesia memiliki tingkat konsumsi protein yang rendah karena pangan sumber protein khususnya daging memiliki harga yang relatif tinggi. Maka diperlukan diversifikasi pangan daging analog dari pangan sumber protein nabati yang memiliki harga yang relatif murah namun memiliki kandungan gizi yang hampir sama terhadap daging. Selain itu, kondisi stunting merupakan permasalahan yang dibutuhkan penanganan khusus karena menyebabkan balita bertubuh pendek dan mengalami keterbelakangan baik secara fisik atau mental. Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki angka kasus stunting yang tertinggi dari 34 provinsi di Indonesia sehingga solusi produk daging analog yang dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat diharapkan dapat mencegah kondisi stunting dengan memenuhi kebutuhan asupan protein pada masyarakat khususnya ibu hamil” jelasnya.
Mahasiswi jurusan Teknologi Pangan ini pernah menjadi juara 3 Lomba Penulisan Opini UIN Sunan Ampel Surabaya. Selain itu pernah mengikuti organisasi BEM pada tahun 2019 sampai tahun 2020, menjadi eksekutif muda dan staff ahli di biro Kantor Media dan Informasi, serta aktif mengikuti berbagai perlombaan baik tingkat nasional maupun internasional.
“Kesulitan yang dihadapi selama kuliah biasanya kesibukan antara kuliah, organisasi, dan lomba yang bersamaan sehingga mengalami kesulitan dalam me-manage waktu. Banyaknya kesibukan tentu berakibat pada kesehatan yang menurun karena pikiran yang stres dan kurangnya waktu istirahat. Saya mengatasinya dengan mengatur agenda yang akan dilakukan tiap hari, lebih mengenal diri dengan mengetahui apa yang dibutuhkan dan diprioritaskan, serta menyisihkan waktu untuk refreshing. Menjalani perkuliahan, organisasi, dan perlombaan tentu terdapat beberapa hal yang harus dikorbankan seperti waktu istirahat, waktu nongkrong, tenaga, dan pikiran. Dalam mencapai suatu hal pastinya ada hal lain yang harus dipertaruhkan, karena hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan. Seninya adalah bagaimana cara menjalani berbagai kesibukan dan aktivitas dengan seimbang. Work hard, play hard, and pray harder” terang Virna.
“Generasi muda perlu tempat untuk mengembangkan diri, mengasah pikiran, dan kemampuan. Tak hanya ilmu pendidikan, generasi muda harus memiliki kepedulian dan kepekaan yang dapat diperoleh dari pengalaman berorganisasi” pungkasnya. (Lin-Humas)