Seminar Logistik 2022: Tantangan Daya Saing

Belum lama ini, Program Studi S1 Terapan Manajemen & Administrasi Logistik, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro, menyelenggarakan Seminar Logistik (Semlog) 2022, dengan tema “Mengembangkan Supply Chain dan Distribusi Logistik dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Produk Domestik.” Seminar ini menghadirkan dua pembicara, Luluk Lusiantoro, M.Sc, Ph.D, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus dari Pusat Kajian Supply Chain & Logistik UGM, dan Dyah Wahyu Purbandari, S.Si, M.T, Analis Kebijakan Ahli Madya pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Acara ini dimoderatori oleh Titik Djumiarti, S.Sos, M.Si, dosen sekaligus Sekretaris Program Studi S1 Terapan Manajemen & Administrasi Logistik, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro.

Seminar ini merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalies ke-3 Program Studi S1 Terapan Manajemen & Administrasi Logistik, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro. Acara ini dibuka oleh Dr. Edy Raharja, SE, M.Si, Ketua Departemen Bisnis dan Keuangan, sekaligus Ketua Program Studi S1 Terapan Manajemen & Administrasi Logistik, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro. “Logistics costs di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga diperlukan terobosan dalam problematika ini. Tantangan ini termasuk penguatan SDM di bidang logistik,” tutur beliau membuka acara.

Luluk Lusiantoro, M.Sc, Ph.D, sebagai pembicara pertama menyajikan materinya dengan tema “Logistics, Supply Chain, and Competitiveness.” Luluk dalam materinya menyebutkan setiap perusahaan perlu mengedepankan daya saing kompetitifnya. Kompetisi ini idealnya bukan hanya dimaknai bersaing dengan perusahaan lain, melainkan kompetisi sekaligus melakukan kolaborasi. Perusahaan perlu mengidentifikasi Supplier, Customer, New Entrants, dan Substitutes. Di sisi lain, Dyah Wahyu Purbandari, S.Si, M.T, memaparkan materinya terkait “Kebijakan Sistem Logistik Nasional dalam Mendukung Daya Saing Produk Nasional.” Dyah memaparkan bahwa aktivitas perekonomian di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa. Lebih lanjut, ketimpangan produksi di Pulau Jawa dan di luar Jawa ini mengakibatkan inefisiensi pada transportasi laut karena kekurangan jumlah muatan balik dari daerah-daerah di wilayah timur Indonesia (imbalance cargo). Pemerintah mendorong efisiensi ini dengan menerbitkan Perpres Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Seminar ini berlangsung dengan meriah, diikuti lebih dari 455 peserta dari kalangan mahasiswa maupun dosen. Beberapa peserta terdiri dari civitas akademika dari UNDIP, UGM, Universitas Brawijaya, ITHB, Politeknik Bumi Akpelni, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, UNS, STIE Eben Haezar, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Semarang (Polines), Politeknik Rukun Abdi Luhur Kudus, Universitas Jember, dan lain sebagainya.

Share this :

Category

Arsip

Related News