Departemen Administrasi Bisnis dan Depertamen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu dengan tema Diplomasi Kopi Indonesia di Kancah Dunia, Sabtu (29/10) dengan pembicara Dr. Sophiana Widiastutie, S.E., M.Si. (Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta) dan dimoderatori oleh Prof. Dr. Dra. Ari Pradhanawati, M.S. (Guru Besar Fisip Undip).
Dalam materinya Dr. Sophiana menjelaskan pada tahun 1707 Gubernur Van Hoorn menyebarkan distribusi bibit kopi ke wilayah baru seperti Batavia, Cirebon, kawasan Priangan, dan kawasan pesisir utara Pulau Jawa. Ekspor Indonesia dari Jawa ke wilayah Eropa mengalahkan ekspor kopi dari Yaman. Bahkan saat itu Indonesia menjadi salah satu negara budidaya kopi pertama di dunia selain Arab dan Ethiopia.
“Arabika merupakan salah satu kopi yang paling digemari di dunia, antara lain arabika Sumatra, seperti mandailing dan gayo, Arabica Toraja, arabika Jawa Barat, arabika Bali, arabika Flores, serta kopi luwak” tuturnya.
Lebih lanjut Dr. Sophiana menyampaikan “Keberhasilan diplomasi kopi Indonesia di kancah dunia harus didukung dengan terjaganya kuantitas dan kualitas kopi pada setiap tahapan proses yang dilalui. Diplomasi kopi yang dilakukan bersama atau serempak oleh pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam kapasitas serta cara masing-masing dapat menghadirkan suasana yang lebih semarak, tidak formal, kreatif, namun memberikan hasil nyata bagi perbaikan ekonomi dan membangun citra positif Indonesia.”
“Hasil akhirnya adalah tercapainya tujuan nasional yang lebih besar yaitu peningkatan penjualan komoditas kopi Indonesia di kancah dunia, sehingga memberikan keuntungan bagi negara maupun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani serta buruh tani kopi.” pungkasnya. (Lin-Humas)