Industri makanan dan minuman di Jawa Tengah menduduki peringkat pertama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu mencapai 17% lebih. Menghadapi situasi ini, perlu ada langkah riil dalam berbagai bidang guna mendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman, seperti inovasi produk dan kolaborasi kerjasama penyiapan sumber daya.
Pola perubahan industri makanan dan minuman di Jawa Tengah nampak pada perkembangan menuju ke arah penguatan sumber daya lokal, terbukti, ada 6 dari 18 perusahaan yang ada di Jawa Tengah mendapat predikat industri yang berkelanjutan. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan nasional ini menonjolkan aspek kebutuhan pangan nasional dengan menggunakan sumber daya yang bijak.
Melihat prospek industri pangan di Jawa Tengah yang menonjol pada penguatan sumber daya lokal, industri kelas menengah di Jawa Tengah juga tidak kalah pentingnya dalam perkembangan industri regional. Terbukti banyak terdapat industri yang telah berdiri sejak lama di Semarang, Solo, dan Pati. Sebagai contoh, industri kecap Ikan Lele yang berlokasi di Juwana Pati, merupakan industri lokal yang tangguh serta dapat menguasai pasar lokal di Jawa Tengah. Melihat perkembangan ini, program studi Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro mengambil kebijakan khusus untuk menjalin kerjasama pendidikan dan pengabdian terkait upaya untuk mengarahkan pola pembelajaran di perguruan tinggi tidak hanya menuju pada dunia industri nasional, melainkan juga pada industri regional. Untuk itu dalam rangka menjalin kerjasama industri ini, tim dosen Program Studi Teknologi Pangan melakukan inisiasi kerjasama bidang pendidikan dan pengabdian di perusahaan kecap Ikan Lele.
Perusahaan kecap di Jawa Tengah yang berlokasi di jalan Juwana-Pati kilometer 3, Sarirejo ini mempunyai keunggulan khusus, yaitu dapat unggul di pasar Jawa Tengah dan mempunyai konsumen khusus karena adanya produk spesifik yang dihasilkannya. Dengan berbagai keunikan ini maka tim dosen Program Studi Teknologi Pangan FPP Undip melakukan perencanaan kerjasama bidang pendidikan dalam bentuk magang industri bagi mahasiswa dan pengembangan inovasi dalam rangka mengoptimalkan sumber daya kedelai serta memecahkan permasalahan produksi.
Kecap ikan lele didirikan oleh Go Tjwan Hok atau Pranoto pada 1954. Masyarakat sekitar Pati sangat mengenal kecap ini dan konsumennyapun tetap loyal sampai saat ini. Keunikan yang sekaligus merupakan keunggulan ini perlu dikembangkan lebih lanjut dan Program Studi Teknologi Pangan berhasil melakukan audiensi konstruktif pada Jumat (15/7) dalam rangka membangun kerjasama dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
Pengembangan bidang pendidikan
Pemilik perusahaan kecap ikan lele, Gunawan dan Budi Santoso, menjelaskan bahwa perusahaannya terus menerus berinovasi dalam rangka melakukan ekspansi produk baik wilayah distribusi maupun ragam produk. Khususnya dalam rangka memenuhi permintaan pasar maka ragam produk harus tetap diperhatikan. Menanggapi adanya peluang ini maka Dr. Antonius Hintono selaku pimpinan tim sekaligus ahli pasca panen Undip, melakukan diskusi guna merespon adanya trend desain pengolahan pasca panen kedelai yang berkembang akhir-akhir ini. Salah satu pakar kedelai fermentasi, Bhakti Etza Setiani, MSc juga turut menyampaikan peluang pengembangan produk kecap dan optimalisasi proses fermentasi.
Pengembangan bidang inovasi produk
Guna terus meningkatkan omset produksi sekaligus mempertahankan pasar yang ada, maka perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi dalam menghadapi persaingan produksi. Bukan hanya itu, problema faktor produksi yang muncul akhir-akhir ini seperti adanya kelangkaan kedelai dan perubahan musim, juga sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil. Belum lagi ditambah dengan isu lingkungan yang harus tetap mempertahankan proses produksi agar dapat berproduksi bersih. Dalam kesempatan ini, turut serta dalam tim Undip, Dr. Ahmad Ni’matullah Al-Baarri, selaku ketua program studi juga berkesempatan memberikan informasi peluang produksi bersih sehingga mampu untuk dapat menjadi contoh bagi masyarakat terutama mahasiswa tentang perusahaan yang berkelanjutan.