Summer Course 2023 dengan mengangkat tema “Understanding Indonesia’s Face Through Tourism Destination Rebranding” diadakan pada bulan Agustus 2023 selama 7 hari mulai dari tanggal 7 hingga 13 Agustus secara daring, diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Humaniora, Undip.
Program ini menggali potensi dan proses pembaruan citra (rebranding) destinasi pariwisata yang ada di beberapa pulau Indonesia, termasuk aspek-aspek seperti kuliner, industri kreatif, dan regulasi pariwisata yang ada. Acara ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif hal-hal tersebut dari berbagai perspektif yakni akademisi dan praktisi. Tentunya program ini pun melibatkan mahasiswa luar negeri untuk memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang pariwisata Indonesia. Selain itu, program ini juga mencakup pemberian pengajaran keterampilan bahasa Indonesia yang disesuaikan khusus untuk mahasiswa asing dalam konteks pariwisata.
Kegiatan Summer Couse 2023 dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Humaniora, Dr. Dra. Nurhayati, M.Hum., dengan total 145 peserta, termasuk mahasiswa asing dari berbagai negara seperti; Jepang, Pakistan, Kamboja, Vietnam, Mesir, Belanda, Somalia, Jerman, dan Sudan. Acara dilanjutkan dengan pengenalan tentang Undip dan kota Semarang oleh Girindra Putri Ardana Reswari, S.Pd., M.Sc., sebagai perwakilan tuan rumah. Diskusi meliputi berbagai dimensi, termasuk pendidikan Undip dan pencapaiannya, keragaman budaya, dan aspek keagamaan, pengalaman immersif, dan hidangan lezat yang ada di Semarang. Sesi ini diakhiri dengan interaksi tanya jawab yang penuh akan antusiasme peserta dan pembicara.
Pada hari kedua, program dilanjutkan dengan upaya pembaruan citra pariwisata di kota Makassar, yang dipresentasikan oleh Muhammad Roem, S., STP., M.Si., kepala Dinas Pariwisata Semarang. Presentasi tersebut menyoroti Makassar sebagai destinasi pariwisata utama yang dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Visi kota untuk bertransformasi menjadi “Smart City” yang berpusat pada kesejahteraan dan “Sombere” yang berfokus pada kesehatan dieksplorasi bersama dengan berbagai objek wisata. Presentasi tersebut juga membahas tentang strategi untuk meningkatkan citra kota melalui kolaborasi dengan masyarakat, memfasilitasi industri, dan melindungi hak-hak wirausahawan. Dalam sesi kedua, Andy Bangkit Setiawan, Ph.D. dari Universitas Dian Nuswantoro menjelaskan peran bahasa Indonesia dalam komunikasi pariwisata, meliputi pengucapan dan memperkenalkan beberapa kosakata dasar bahasa Indonesia.
Di hari ketiga, Dr. Indah S. Pratidina dari Universitas Indonesia menyajikan diskusi tentang Pembaruan Citra Jakarta di Media Sosial, ia menyoroti nilai-nilai budaya dalam pembaruan citra destinasi dan peran media sosial, khususnya dampak dari Instagram. Dalam sesi berikutnya, Andy Bangkit Setiawan, Ph.D. menyelenggarakan pelajaran tentang cara menanyakan lokasi dan arah dalam perjalanan.
Hari berikutnya menampilkan presentasi oleh Dr. Rima Devi dari Universitas Andalas yang membahas tentang pembaruan citra pariwisata di Sumatera Barat. Fokusnya adalah pada fitur-fitur unik Sumatera Barat sebagai destinasi pariwisata selama tiga dekade terakhir, menyoroti objek wisata alaminya dan bagaimana kemajuan teknologi telah membentuk beragam pengalaman pariwisata. Sesi berikutnya dipimpin oleh Andy Bangkit Setiawan, Ph.D. yang membahas budaya local melalui keterampilan bahasa terkait makanan, mengajarkan peserta cara menanyakan tentang makanan, memesan hidangan, dan membicarakan rasa.
Hari ke-5 menampilkan presentasi oleh Shandro Bobby Raymon, A.Md.Im., S.H., dari Kantor Imigrasi Ngurah Rai di Bali mengenai peran Imigrasi dalam meningkatkan Pariwisata. Pembicara membahas peran petugas imigrasi di Bandara Ngurah Rai Bali dan kontribusi mereka terhadap keamanan nasional dan ekonomi pasca pandemi. Perubahan kebijakan terkait regulasi visa juga dieksplorasi bersama dengan para peserta. Dalam sesi kedua, Andy Bangkit Setiawan, Ph.D. berfokus pada pembelajaran bahasa yang mengajarkan keterampilan berbelanja dan tawar-menawar.
Pada hari keenam, Dr. Ketut Purwantoro dari Institut Dejavato menyampaikan presentasi tentang peran sukarelawan dalam merangsang pengembangan pariwisata di Jawa Tengah. Diskusi mencakup alasan mereka dalam berkecimpung dalam dunia pariwisata, destinasi utama di Jawa Tengah, tantangan yang dihadapi, dan aktivitas sukarelawan. Sesi tanya jawab berhasil menjelajahi upaya pemerintah daerah dan aksesibilitas para sukarelawan. Beralih ke sesi kedua, Andy Bangkit Setiawan, Ph.D sekali lagi mengajarkan seri “Bahasa Indonesia untuk Pariwisata,” yang membahas situasi darurat dan keselamatan saat bepergian, dengan menekankan kehati-hatian dalam konsumsi makanan dan air, serta pembicaraan tentang kondisi kesehatan.
Pada hari terakhir, Prof. Yamada Naoko dari Universitas Chikushi Jogakuen, Jepang mempresentasikan pengalamannya dalam berwisata ke Indonesia dengan judul “Menemukan Diri Melalui Eksplorasi Indonesia.” Prof. Yamada menyoroti persatuan dalam keragaman, toleransi, etiket, dan interaksi dengan penduduk lokal dan wisatawan. Presentasinya disambut dengan antusiasme oleh peserta dan pembicara lain dalam sesi pertukaran pengalaman. Acara diakhiri dengan sesi testimoni dari peserta dan sertifikat yang diserahkan secara simbolis oleh Dr. Alamsyah, S.S., M.Hum. sebagai Wakil Dekan bidang Akademik dan Mahasiswa.