Universitas Diponegoro kembali mengukuhkan 3 (tiga) guru besar dari Fakultas Teknik pada Senin, 11 Desember 2023 di gedung Prof. Soedarto S.H., Tembalang. Pengukuhan ini merupakan rangkaian dari kegiatan pengukuhan 32 (tiga puluh dua) guru besar Undip yang dimulai 5 s.d. 14 Desember 2023. Adapun 3 (tiga) guru besar Undip yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, S.T., M.T. (kepakaran Struktur Kapal dan FSI Analysis); Prof. Dr. Nuroji, M.T. (kepakaran Teknik Struktur/Analisa Struktur 2); dan Prof. Dr. Aprilina Purbasari, S.T., M.T. (kepakaran Teknik Kimia).
Dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Implementasi Dynamics Explicit Finite Element Method pada Inovasi Desain Lambung Sekoci Untuk Evakuasi Bencana Laut dan Tsunami”, Prof. Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, S.T., M.T. menjelaskan bahwa bencana yang terjadi di lingkungan laut dan pesisir dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa. Kasus kecelakaan yang menimpa bangunan lepas pantai, tenggelamnya kapal ataupun bencana alam seperti tsunami mendorong para insinyur untuk mengembangkan alat keselamatan berupa sekoci sebagai wahana untuk proses evakuasi korban dari lingkungan bencana sampai menuju ke tempat yang aman.
Terobosan teknologi alat keselamatan, khususnya sekoci harus didukung dengan perangkat analisis yang mampu memprediksi ataupun mengevaluasi performa desain sekoci yang diusulkan. “Metode Elemen Hingga Dinamis Eksplisit khususnya pada analisis interaksi fluida dan struktur dengan Arbitrary Lagrangian-Eulerian (ALE) algorithm adalah salah satu metode analisis numerik yang mampu memberikan solusi dalam memprediksi, mengkaji dan mengevaluasi beberapa performa utama sebuah desain sekoci. Hal ini sangat membantu dalam tahapan proses perancangan,” terang Prof Ahmad Fauzan Zakki.
Sementara itu Prof. Dr. Nuroji, M.T. menjelaskan karya ilmiah yang berjudul “Retrofitting Struktur Bangunan Untuk Meningkatkan Keandalan Bangunan”. Prof Nuroji mengatakan bahwa bangunan yang telah mengalami penurunan kapasitas akibat perubahan fungsi bangunan, perubahan material, kesalahan desain atau pelaksanaan, kebakaran, lingkungan korosif dan gempa berpotensi pada tidak terpenuhinya kapasitas struktur dalam menerima beban yang dipikulnya sehingga harus dilakukan evaluasi sebelum difungsikan kembali.
Menurut Prof Nuroji perubahan standar perencanaan struktur dan standar perencanaan beban gempa berpotensi pada beban gempa rencana dan daktilitas yang lebih rendah, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap struktur eksisting untuk mengetahui perilaku, kapasitas dan daktilitasnya dalam menahan beban gempa.
“Peningkatan kapasitas struktur dapat dilakukan dengan melakukan perkuatan struktur eksisting setelah dilakukan evaluasi. Beberapa metode perkuatan struktur yang dikembangkan dan dapat diterapkan untuk meningkatkan kapasitas dan daktilitas pada struktur eksisting,” ungkap Prof Nuroji.
Adapun guru besar pakar Teknik Kimia, Prof. Dr. Aprilina Purbasari, S.T., M.T. mempresentasikan pidato ilmiahnya yang berjudul “Pemanfaatan Geopolimer dari Limbah Padat sebagai Semen dan Adsorben untuk Kelestarian Lingkungan”. Menurutnya perubahan iklim global dan pencemaran air merupakan masalah lingkungan yang sedang kita hadapi. Industri semen Portland berkontribusi dalam perubahan iklim global karena menyumbang emisi gas CO2 sekitar 5-7 % dari total emisi gas CO2 global. Sementara itu adanya logam berat dan zat warna di perairan yang berasal dari kegiatan industri dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Alternatif bahan pengganti semen Portland dengan konsumsi energi dan emisi gas CO2 yang lebih rendah adalah geopolimer. Geopolimer juga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat dan zat warna. Pada pemanfaatan sebagai semen ramah lingkungan, geopolimer dibuat dari produk pembakaran bersama bambu dan kaolin.
“Kajian terhadap karakteristik geopolimer yang meliputi kuat tekan serta ketahanan terhadap lingkungan asam dan suhu tinggi telah dilakukan. Kuat tekan mortar geopolimer telah memenuhi ASTM C270. Selain itu, geopolimer tersebut menunjukkan ketahanan terhadap larutan asam dan suhu tinggi yang relatif lebih baik dibandingkan mortar semen Portland komersial,” kata Prof Aprilina.
Sementara itu pada pemanfaatan geopolimer sebagai adsorben, geopolimer yang diperoleh baik dengan bahan baku abu terbang batubara maupun campuran abu bambu dan metakaolin telah menunjukkan kemampuannya dalam mengadsorpsi logam berat. Modifikasi geopolimer dari abu terbang batubara dengan menambahkan blowing agent dapat meningkatkan porositas dan kapasitas adsorpsi zat warna kationik dan anionik. Selanjutnya modifikasi juga telah dilakukan dengan menambahkan surfaktan kationik untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi terhadap zat warna anionik.
“Penggunaan limbah padat hasil pembakaran sebagai bahan baku geopolimer merupakan salah satu upaya untuk mengurangi beban lingkungan. Lebih lanjut, pemanfaatan geopolimer sebagai semen ramah lingkungan dan adsorben pada pengolahan air yang mengandung logam berat dan zat warna merupakan wujud pemanfaatan geopolimer sebagai material inovatif untuk kelestarian lingkungan. Prospek dan tantangan dalam pemanfaatan geopolimer tersebut pada skala industri perlu dikaji lebih lanjut,” pungkas Prof Aprilina.