Direktorat Inovasi dan Kerjasama Industri Universitas Diponegoro (Dirinovki UNDIP) memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan dan memperluas Kerja Sama, Relevansi, Hilirisasi dan Komersialisasi Hasil Riset serta peningkatan kuantitas dan kualitas Proposal Program Dana Padanan. Komitmen ini diwujudkan dengan pelaksanaan “Launching Website Undip Innovation” dan “Mini Show Produk Inovasi Kedaireka” pada Senin, 27 Mei 2024 mulai pukul 08:00 WIB di UNDIP Conference Hall, Gedung ICT UNDIP.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Ir. Ambariyanto, M.Sc. secara resmi membuka acara ini. Prof. Ambariyanto juga mengunjungi gerai pameran yang menampilkan produk inovasi teknologi oleh tim dosen dan mahasiswa UNDIP. “Sebagai universitas riset yang unggul, UNDIP menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Kedaireka memberikan kesempatan peneliti kami bekerja sama dengan industri sehingga produknya dapat diproduksi. Mini show produk inovasi merupakan jembatan informasi kepada masyarakat mengenai penelitian khususnya yang didanai oleh Kedaireka,” ungkapnya.
Direktur Inovasi dan Kerja Sama Industri UNDIP, drh. Dian Wahyu Harjanti, Ph.D. menjelaskan bahwa ada banyak karya dihasilkan dan telah mengantongi sertifikat HAKI, paten, dan non paten. Produk-produk yang diciptakan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dan IKU PTNBH, kemudian dilanjutkan proses hilirisasi agar sampai ke pengguna yang tepat.
“Mini show menunjukkan rekacipta produk hasil penelitian kepada DUDI. Tentunya dilaksanakan dengan kolaborasi Pentahelix yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Website UNDIP Innovation sebagai media untuk menampilkan kepakaran peneliti UNDIP beserta produknya dengan para mitra. Harapannya, peneliti UNDIP menjadi lebih semangat dalam berinovasi,” kata drh. Dian Wahyu.
Adapun produk inovasi yang ditampilkan beragam mulai dari produk pangan seperti olahan yogurt inulin dari susu kambing, cokelat berbahan rumput laut, teh hijau powder dengan katekin tinggi; bidang kesehatan dan farmasi seperti produk formula ekstrak daun alpukat sebagai antihipertensi, alat penghasil ion negatif, alat pengukur kekuatan otot, dan alat endoskopi sistem THT; pengolahan bahan seperti sistem pengolahan limbah tahu menjadi energi terbarukan serta alat pengolahan air bersih dan air limbah; teknologi perairan berupa alat pemanggil ikan untuk meningkatkan produksi perikanan, struktur modular beton sebagai habitat terumbu karang, sistem monitoring IOT dan peramalan air laut dingin, teknologi digital banjir pasang; produk tekstil yaitu batik dengan pola berdasarkan hitungan matematika.
Produk lainnya yaitu di bidang pertanian seperti pemanfaatan bakteri Rhizobium sp. untuk meningkatkan daya dan pertumbuhan tanaman kedelai; alat bantu disabilitas seperti tangan bionik; bidang tata kota meliputi roadmap pengembangan ekonomi lokal berbasis keterkaitan desa-kota, analisis indeks keterkaitan desa-kota, aplikasi pengintegraisan tukang dan kuli di daerah pelosok, shelter project untuk UMKM; dan produk inovasi energi berupa mesin pengering tepung dan troli inovatif dengan penampang adjustable untuk mengatasi kelelahan punggung. (Titis – Public Relations)