, ,

Rektor UNDIP Apresiasi Guru Besar Atas Kontribusi Keilmuan dan Community Development

Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar upacara akademik Purna Adi Cendekia bertempat di gedung Prof Soedarto, SH kampus UNDIP Tembalang pada Selasa (11/6). Purna Adi Cendekia adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada guru besar yang telah resmi memasuki masa purna tugas. Untuk kesempatan ini, penghargaan diberikan kepada 3 (tiga) guru besar yakni: Prof. Drs. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.S. dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Prof. Dr. Ir. Sri Prabandiyani Retno Wardani, M.Sc. dari Fakultas Teknik (FT).

Dalam sambutannya Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E.,M.Si. menyampaikan ucapan terima kasih kepada para guru besar yang telah purna atas kontribusi karya dan inovasi untuk kemajuan UNDIP yang tidak hanya bernilai keilmuan tetapi juga community development yang memperoleh recognisi nasional dan internasional. “UNDIP milik kita semua, mari bekerja bersama, mengukir prestasi dan saling menginspirasi untuk UNDIP yang bermanfaat, UNDIP yang bermartabat,” kata Prof Suharnomo.

Dalam pengantarnya, Ketua Senat Akademik, Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ph.D., IPU. turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada ketiga guru besar yang memasuki masa purna tugas. “UNDIP mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang diberikan untuk kemajuan pendidikan anak bangsa, pengembangan ilmu dan teknologi dan kemanfaatan bagi masyarakat,” ungkap Prof Edy Rianto.

Mengawali pidato ilmiah pada upacara akademik Purna Adi Cendekia, Prof. Drs. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D yang pernah menjabat Rektor UNDIP periode tahun 2010-2014, memaparkan pemikiran bertajuk “Pembangunan Berkelanjutan Regeneratif Menuju Indonesia Emas 2045”. Menurutnya isu lingkungan masih menjadi perhatian dengan banyaknya kerusakan dan pencemaran. Selama tahun 2023 terjadi 4940 bencana yang artinya terjadi 15-17 bencana setiap hari. Dengan sebaran, di Jawa Barat terjadi 755 bencana; Jawa Tengah 580 bencana: Kalimantan Selatan 490 bencana; dan Kalimantan Timur 252 bencana. Prof Sudharto merupakan Guru Besar Manajemen Lingkungan yang dikukuhkan pada 12 Oktober 1999 dengan pidato ilmiah berjudul “Manajemen Lingkungan Berbasis Kerakyatan dan Kemitraan” bermuatan usulan solusi atas masalah-masalah lingkungan yang mencuat di era pemerintahan Orde Baru sampai dengan masa transisi reformasi. Didorong oleh masih banyaknya kerusakan dan pencemaran lingkungan yang dipicu oleh orientasi Pembangunan yang lebih mengedepankan pertumbuhan ekonomi, ego sektor dan minimnya partisipasi masyarakat muncul pemikiran untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan konsep “Pembangunan Bekelanjutan Regeneratif Menuju Indonesia Emas 2045”. Yakni pembangunan yang menyinergikan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan.

Dilanjut dengan paparan ilmiah Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.S., guru besar yang memasuki masa purna dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Pemikiran yang digagas oleh Prof Mudjahirin yakni “UNDIP dan Peradaban Multikultural”. Berpijak pada UNDIP yang merupakan lembaga pendidikan memiliki tujuan-tujuan penting, diantaranya peneguhan dan peningkatan kualitas akhlak (peradaban) khususnya kepada anak didik (mahasiswa) dan umumnya kepada civitas akademica. Dijelaskan bahwa akhlak perlu dijadikan landasan dalam ranah keilmuan, dan dalam berkehidupan sosial, sebagaimana tugas utama kehidupan manusia adalah makarimal akhlaq, keluhuran ahklak. Dalam lingkungan pendidikan, akhlak komunitas ilmuwan idealnya mengandung 5 hal, yakni: universalism (riset berdasarkan manfaat ilmiah); organized skepticism (semua bukti dapat diuji); disinterestedness (bersifat netral); communalism (ilmu harus dishare, dibagikan); dan honesty and justice (jujur dan adil).

Adapun guru besar berikutnya yang memasuki masa purna tugas adalah Prof. Dr. Ir. Sri Prabandiyani Retno Wardani, M.Sc. dari Fakultas Teknik yang menyajikan pidato ilmiah berjudul “Perjalanan Menuju Kesuksesan Akademik yang Panjang Dimulai dari Langkah-Langkah Kecil”. Dimulai dari menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 1981 dengan golongan ruang 2b (Sarjana Muda). Mengabdi di UNDIP tepatnya di Fakultas Teknik jurusan Teknik Sipil selama 40 tahun. Dipercaya untuk mengemban tugas tambahan selain pekerjaan utama sebagai pengajar. Berkesempatan menduduki jabatan pada organisasi profesi baik nasional maupun internasional. Wanita pertama yang berhasil meraih gelar master, doktor dan guru besar di Fakultas Teknik UNDIP. Diharapkan pidato ilmiah yang disampaikan menginspirasi generasi muda, terutama wanita untuk maju dan tidak lelah untuk terus belajar. (Ut-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News