“Visi dan misi dari Prabowo-Gibran berfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pekerjaan layak, pendidikan bagus, pemenuhan kebutuhan dasar yang harganya bisa terjangkau, pendapatan yang cukup, dan pelayanan kesehatan serta keamanan yang optimal” hal tersebut disampaikan oleh Esther Sri Astuti S.A., P.hD (Dosen Fakultas Ekonomika dan dan Bisnis Universitas Diponegoro) yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara Sekolah Demokrasi dengan tema “Tantangan Ekonomi Politik Pemerintahan Baru: Menyambut Kabinet Prabowo-Gibran”, Jumat (26/7).
Lebih lanjut ia mengatakan visi misi tersebut tampaknya berbanding terbalik terhadap profil APBN Indonesia yang memiliki pengeluaran yang relatif besar namun dengan pendapatan pajak yang rendah sehingga menimbulkan risiko fiskal bagi pemerintahan mendatang.
“Beberapa solusi yang dapat dilaksanakan bagi pemerintahan mendatang meliputi peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja melalui kawasan ekonomi khusus, perbaikan infrastruktur dan penyelesaian masalah hukum,” ungkapnya.
Esther menjelaskan pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi didorong oleh transformasi struktural yang diindikasikan dengan peningkatan industri pengolahan, sektor pertanian tetap tumbuh meningkat didorong peningkatan produktivitas, sektor listrik dan kontruksi tumbuh mendukung pengembangan sektor industri dan pembangunan IKN, sektor jasa-jasa produktif dan transformasi akan berkembang seiring pertumbuhan industri pengolahan, dan sektor infokom berkembang seiring dengan transformasi digital. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di sisi pengeluaran dilihat dari konsumsi Rumah Tangga (RT) dan Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) tetap tumbuh seiring dukungan pemerintah dalam pembangunan, pertumbuhan investasi meningkat mendukung pengembangan industri pengolahan, ekspor tumbuh tinggi seiring dengan peningkatan sektor industri, dan impor tumbuh tinggi seiring kebutuhan pembangunan untuk penguatan fondasi transformasi.
“Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan yang lebih baik tentu sangat diperlukan. Akselerasi pertumbuhan ekonomi, perlu diaktifkan mesin-mesin pertumbuhan seperti investasi, ekspor dan pengeluaran pemerintah dengan prioritas pada pembangunan daripada proyek non-prioritas” ungkapnya. (LW-Humas)