Mahasiswa KKN UNDIP Ajarkan Ibu-Ibu Pilih Telur Untuk Cegah Stunting

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2024 melakukan kegiatan sosialisasi mengenai pemilihan dan penanganan serta cara penyimpanan telur yang benar, sebagai tindakan awal dalam mencegah stunting di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia maju, bertempat di balai desa Gilirejo, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali, pada Selasa (23/7/2024).

Program penyuluhan pemilihan dan penyimpanan telur sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk mencegah masyarakat mengkonsumsi telur barang sortir (BS) yang menyebabkan terjadinya penyakit. Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2024 dari program studi S1 Peternakan dibimbing oleh Dr. Muchammad S.T., M.T. melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK Desa Gilirejo. Program ini bertujuan agar warga desa khususnya para ibu lebih bijak memilih dan menyimpan telur agar kualitas telur yang akan diberikan ke keluarga aman dan sehat.

Telur merupakan salah satu sumber pangan hewani yang banyak dipilih masyarakat karena harganya ekonomis dibanding protein hewani lainnya. Telur memiliki berbagai sumber gizi seperti protein, energi, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat beso, kalium, natrium dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Guna mewujudkan masyarakat yang sehat dan mengurangi angka stunting, Ragil Farah Nabilah, mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2024, mengajak para ibu-ibu Desa Gilirejo, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali untuk pintar dalam memilih dan menyimpan telur yang baik dan benar untuk mendapatkan telur yang berkualitas agar kebutuhan gizi anak dan keluarga dapat tercukupi dan dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri di dalam telur. Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan dengan memberikan pemahaman bahaya telur rusak atau ciri-ciri telur BS yang rentan terjadi kontaminasi bakteri yang menyebabkan gizi telur menjadi rusak.

Selain sosialisasi bahaya telur rusak, juga diberikan penyuluhan cara pemilihan telur layak konsumsi seperti memilih telur yang baik memiliki kerabang coklat, utuh, berbentuk oval, tidak memiliki bercak merah di kerabang, tidak terdapat kotoran yang menempel pada kerabang dan tidak berukuran kecil.

Terakhir ditutup dengan langkah penanganan telur sebelum disimpan seperti tidak boleh mencuci telur karena dapat menyebabkan masuknya bakteri melalui pori-pori telur, tidak boleh mengosok telur dengan benda yang kasar karena dapat menyebabkan pori-pori pada kerabang telur terbuka. Telur hanya boleh dibersihkan menggunaan kain halus dan dilakukan secara pelan agar tidak mengkontaminasi telur, serta penyimpanan telur tidak lebih dari 7 hari. (RFN/As-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News