, ,

Komitmen FSM UNDIP: Garda Terdepan Kembangkan Inovasi Riset, Sains dan Teknologi

Gelaran orasi ilmiah sebagai salah satu rangkaian acara perayaan Dies Natalis ke-36 Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro telah sukses digelar  di gedung Prof. Sudarto S.H. Kampus UNDIP Tembalang (Kamis, 24/10). Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-36 FSM yang mengusung tema “Advancing Science For a Brighter Tomorrow” turut menghadirkan tiga narasumber yaitu Guru Besar FSM UNDIP Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si., kemudian Bukit Yuta Wirawan, S.Si. sebagai Project Manager Hyperlocal Ecosystem Team BRI Pusat serta Roy Wibisono Anang Prabowo, S.Si. selaku CEO PT Naruna.

Prof. Dr. Kusworo Adi, S.Si., MT. selaku Dekan FSM UNDIP saat pidato sambutan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para dekan senior yang telah meletakkan fondasi yang kuat untuk Fakultas Sains dan Matematika.

“FSM terus berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam pengembangan sains dan teknologi yang tidak hanya berorientasi pada kemajuan akademik, tetapi juga pada solusi-solusi inovatif yang dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ucapnya.

Diketahui Fakultas Sains dan Matematika UNDIP selama 36 tahun telah tumbuh dan berkembang menjadi fakultas yang unggul dan berprestasi dalam bidang inovasi riset dan teknologi. Dukungan penuh dalam mewujudkan UNDIP bermartabat dan bermanfaat terbukti pada kontribusi inovasi yang dapat digunakan masyarakat diantaranya berupa Pupuk Nano Silika oleh Prof. Dr. Agus Subagio, S.Si. M.Si; Teknologi Plasma D’Ozone dari Prof. Dr. Drs. Muhammad Nur, DEA.; Keramba Jaring Apung dari Prof. Dr. Sapto Purnomo Putro, M.Si., Ph.D.; Produk Minyak Atsiri oleh Prof. Dr. Hermin Pancasakti K, S.Si., M.Si.; Batik Kristalografi inovasi dari Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si dan Aplikasi IndoQ CT oleh Dr. Choirul Anam, S.Si., M.Si., F.Med.

“Kami patut berbangga atas capaian ini, namun juga harus tetap memandang ke depan untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak kepada masyarakat luas,” ucap Prof Kusworo.

“Semoga Dies Natalis ke-36 ini menjadi momentum untuk memperkuat semangat kebersamaan, kolaborasi, dan kontribusi positif, serta terus bergerak dan berkarya untuk pencapaian yang lebih gemilang di masa depan. UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat,” harapnya.

Sementara Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa FSM menjadi andalan UNDIP dalam berbagai hal terutama riset. Ia mengakui hasil penelitian yang bermanfaat dari kampus ini turut ditopang pemikiran yang brilian oleh dosen dan mahasiswa FSM.

“Saya senang sekali ada teknologi ozon nano, pupuk nano silika, dan inovasi popular lainnya termasuk kolaborasi tim FSM dengan lintas fakultas membuat Bio Smart and Safe Bus yang menjadi viral sewaktu pandemi untuk pencegahan covid-19,” kata Prof Suharnomo.

Prof Suharnomo berharap ilmu – ilmu murni agar dibuat menjadi lebih menarik bagaimanapun caranya yakni salah satunya para dosen merelevankan dengan kebutuhan. “Dosen kita ada 2% ilmuan global, itu yang harus kita tantang. Mahasiswa harus dilibatkan, merelevankan dengan subjek dan inform di dalam perkembangan ilmu. Dimana dosen mengajak mahasiswa untuk menunjukkan seberapa bagusnya atmosfir akademik di kampus dengan berkolaborasi dalam riset ilmiah di laboratorium dengan output yang salah satunya adalah PKM,” lanjutnya.

“UNDIP sangat mengharapkan peran dari FSM lebih banyak lagi sebagaimana menjadi tulang punggung untuk riset-riset ilmiah. Tantangan bagi dosen UNDIP dimana ujungnya bekerja untuk menginspirasi atau kerja untuk memberikan contoh. Sehingga mahasiswanya bisa memperoleh gambaran masa depan setelah lulus nanti,” tegas Rektor UNDIP.

“Banyak sekali produk – produk dari FSM yang sudah bisa dinikmati oleh masyarakat. UNDIP sangat mengapresiasi FSM atas banyak karya dan pencapaiannya untuk mendukung UNDIP bermartabat dan bermanfaat.,” ujar Prof Suharnomo saat bertemu wartawan.

Lebih lanjut pemaparan materi dari 3 orator inspiratif yang memberikan motivasi dalam kesuksesan perjalanan karier masing-masing dengan bekal ilmu yang dipelajari. Seperti Bukit Yuta Wirawan, S.Si dengan background pernah menjadi mahasiswa Fisika (1999 – 2004) yang kini bekerja sebagai Project Manager Hyperlocal Ecosystem Team BRI Pusat menyebutkan meski lulusan MIPA atau FSM pernah dipandang sebelah mata. Menurutnya MIPA itu memahami, bukan menghafal. “Bahkan tidak hanya sampai paham, tetapi hafal, paham, aplikasi, analisis, evaluasi, kreasi. Tentunya semua punya sukses masing-masing yaitu dengan memajukan ilmu pengetahuan untuk masa depan yang lebih baik,” jelas Bukit.

Selanjutnya Roy Wibisono (CEO PT Naruna) mengakui kebanggaannya sebagai alumni Kimia FSM UNDIP yang lulus tahun 1998 dan keberhasilannya hingga saat ini berawal dari Tugas Akhirnya yang bisa mengantarkannya menjadi eksportir keramik ke 16 negara. “Karena saya punya kemampuan meneliti, membuat formulasi keramik, sehingga produk saya bisa 3 langkah di depan dari semua pabrik keramik di dunia,” kata Roy.

Adapun di akhir sesi orasi Prof Widowati memaparkan tentang Kolaborasi untuk Hilirisasi hasil riset : Optimasi Produk Kristalografi. Ia menerangkan tentang inovasi desain motif batik kristalografi dan inovasi desain motif keramik dinding embos – self cleaning kristalografi. Istilah kristalografi biasa dikenal dengan pola-pola geometris yang kompleks dengan bentuk yang menyerupai struktur kristal. Misalkan pola segitiga, segi enam, atau poligon lainnya menciptakan pola yang mengingatkan pada susunan atom dalam kristal.

“Aplikasi inovasi desain motif batik kristalografi menggunakan canting cap kristalografi. Sehingga dengan berinovasi membuat berbagai macam motif batik yang unik dan kreatif menggunakan konsep kelompok simetri. Aplikasi teori kelompok simetri, yaitu kristalografi dua dimensi, dalam pembuatan motif pada kain cap batik. Bentuk objek pada bidang datar yang diubah oleh generator translasi, rotasi, refleksif, atau luncur-pantulan diganti dengan motif dasar,” paparnya.

“Jadi kesimpulannya peningkatan kualitas riset dapat dilakukan melalui pendekatan multidisiplin, interdisiplin & transdisiplin ilmu; integrasi ilmu matematika, seni, sains, dan teknologi sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut serta kolaborasi dengan mitra DUDI untuk hilirisasai/komersialisasi produk riset,” tukas Prof Widowati. (DHW-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News