UNDIP, Semarang – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro bersama Ikatan Alumni FPIK UNDIP menggelar Diskusi Publik bertajuk “Peluang Dan Tantangan Bekerja ke Luar Negeri” dengan mengundang narasumber Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Kepala BP2MI), H. Abdul Kadir Karding, S.Pi., M.Si. bertempat di aula Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Kampus UNDIP, Tembalang pada Sabtu (16/11).
Acara diskusi publik turut dihadiri langsung oleh Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Hukum dan Organisasi, Prof. Dr. Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T. dan Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Komunikasi Publik, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D.
Kegiatan diawali dengan penyambutan meriah oleh mahasiswa FPIK yang melakukan flashmob berupa yel-yel selamat datang dilanjutkan tarian tradisional yakni Tari Semarangan disertai prosesi pengalungan bunga oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPIK UNDIP, Dr. Putut Har Riyadi, S.Pi., M.Si.
Untuk diketahui H. Abdul Kadir Karding, S.Pi., M.Si. pada Kabinet Merah Putih Tahun 2024 menjabat sebagai Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia merupakan salah satu alumni terbaik Jurusan Perikanan FPIK UNDIP yang sekaligus selaku Ketua Umum DPP IKA UNDIP.
Dalam pidato sambutannya, Wakil Rektor IV UNDIP, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D. mewakili Rektor Universitas Diponegoro menyebutkan bahwa Universitas Diponegoro sangat bangga alumninya masuk dalam kabinet Merah Putih. Hal ini menunjukkan bahwa alumni UNDIP adalah alumni yang unggul dan mampu bersaing untuk menduduki jabatan strategis di negeri ini.
Mendukung letak Indonesia yang strategis sebagai negara maritim. Terlihat pada berbagai forum, Rektor UNDIP selalu menyampaikan bahwa masa depan UNDIP ada di laut. “Jadi FPIK ini diharapkan menjadi salah satu lokomotif dan sebagai ciri khas dari UNDIP sesuai arahan dari Menteri RISTEKDIKTI yang baru. Jadi, Rektor UNDIP berkomitmen untuk membangun FPIK UNDIP,” ucap Wijayanto.
“Saat ini UNDIP punya kampus di Jepara dengan prodi baru yaitu S-1 Teknologi Bisnis Perikanan dan Kelautan. Mahasiswa di sana selain mendapatkan beasiswa juga memperoleh laptop. Hal ini menunjukkan sangat kompeten tidak hanya urusan berkaitan dengan kelautan tetapi juga pada bidang yang lain,” lanjutnya.
Wijayanto juga menerangkan, berdasarkan karya dari Pramoedya Ananta Toer berjudul Arus Balik dimana bercerita bagaimana nusantara itu berlangsung seiiring dengan lemahnya armada laut dan lemahnya visi kelautan yang berubah menjadi berorientasi pada daratan. Jadi kalau dilihat dari Sabang sampai Merauke laut Indonesia yang paling besar, tetapi sekarang malah ditinggalkan.
“Adanya UNDIP yang mempunyai kampus dengan laut di sana dan mudah-mudahan bisa menjadi kekuatan kita. Satu dari kampus yang sangat sedikit di Indonesia yang memiliki laut. Semoga dengan kedatangan Pak Menteri P2MI bisa menjadi wahana untuk membangun banyak kerjasama meskipun kementerian yang baru, banyak sekali peluang dan ditambah ada para alumni yang hebat, begitu juga tidak hanya berguna/ bermanfaat bagi FPIK saja tetapi UNDIP secara keseluruhan,” tutur Wakil Rektor IV.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Menteri Abdul Kadir. Saat pidatonya, beliau tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen-Dosen Senior FPIK UNDIP yang telah mengajarkan ilmu selama dirinya menempuh jenjang kuliah S1 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/ BP2MI memastikan bahwa semua orang yang berangkat ke luar negeri harus melakukan pelatihan dan tersertifikasi. Beliau mencontohkan semisal untuk mahasiswa FPIK UNDIP, apabila ingin bekerja di kapal perikanan di luar negeri setidaknya harus memiliki Basic Safety Training (BST).
“Kita harus menyiapkan pekerja-pekerja Indonesia untuk punya skill melalui pelatihan. Program ini bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, termasuk magang, yang nantinya tenaga-tenaga ahli tersebut yang akhirnya dapat diberangkatkan ke luar negeri. Sehingga mampu menghasilkan devisa negara,” papar Menteri Abdur Kadir.
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia menginstruksikan bahwa semua orang yang bekerja di luar negeri harus sesuai dengan prosedur sekaligus memastikan prosedur yang tidak rumit dan biaya yang dikeluarkan terjangkau. Selain itu, sebagai Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia mengupayakan kerja sama di bidang perikanan dan pelayaran.
“Sejauh ini masyarakat paling banyak di Provinsi Jawa Tengah yang telah diberangkatkan ke luar negeri menyentuh angka 6.000 dari total 16.000 orang,” ungkap Menteri P2MI .
Di akhir sesi diskusi publik, Ikatan Alumni FPIK yakni Keluarga Alumni Perikanan UNDIP (KERAPU) dan KEKAL melakukan doa bersama dan pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur atas diembannya amanah, kesediaan dan tanggung jawab oleh salah satu alumni terbaik Jurusan Perikanan untuk memimpin Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di masa mendatang.
Acara ini menandai langkah positif bagi FPIK UNDIP dalam mendukung pengembangan karier mahasiswa di tingkat global. Dengan pemaparan Menteri Karding, mahasiswa diharapkan semakin siap untuk mengambil kesempatan magang dan bekerja di luar negeri, sekaligus terinspirasi untuk menjadi alumni FPIK UNDIP yang berkonstribusi langsung kepada bangsa dan negara seperti H. Abdul Kadir Karding. (DHW; Ut – Media Relations)