UNDIP, Semarang (31/10) – Universitas Diponegoro menggelar kuliah umum bersama Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Dr. M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, S.H., M.A., dengan tema “Transformasi Transmigrasi: Panggilan Membangun Negeri melalui Kemandirian dan Kewirausahaan” pada Jumat, 31 Oktober 2025 di Aula Prof. Soedarto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 900 mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan UNDIP.
Dalam kuliah umumnya, Menteri M. Iftitah mengajak civitas academica UNDIP untuk memandang transmigrasi secara lebih luas, tidak sekadar sebagai perpindahan penduduk, tetapi sebagai proses transformasi sosial dan ekonomi menuju kesejahteraan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa paradigma baru transmigrasi tengah dikembangkan melalui revisi Undang-Undang Transmigrasi Nomor 29 Tahun 2009 yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Transmigrasi harus dipandang sebagai urbanisasi yang terencana, yaitu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah baru melalui strategi yang inklusif dan berkeadilan,” tutur Menteri M. Iftitah. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tidak cukup hanya diukur dari angka ekspor atau investasi, tetapi harus disertai peningkatan daya beli dan pendapatan masyarakat lokal.
Dalam paparannya, ia menguraikan strategi transformasi transmigrasi yang meliputi lima pilar utama yaitu edukasi transmigrasi, industrialisasi, mekanisasi, diversifikasi, dan investasi. Kementerian berkomitmen untuk mengembangkan kawasan transmigrasi modern yang tidak hanya menyediakan permukiman, tetapi juga fasilitas pendidikan, kesehatan, hingga ruang publik yang mendorong kemandirian ekonomi.
Lebih lanjut, Menteri M. Iftitah mencontohkan keberhasilan pengembangan kawasan industri di Sumba Timur yang mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan melalui program transmigrasi berbasis teknologi dan pengelolaan sumber daya lokal.
Dalam sesi diskusi interaktif, Menteri M. Iftitah mengajak mahasiswa UNDIP untuk melihat transmigrasi sebagai laboratorium sosial yang nyata yakni tempat penerapan ilmu pengetahuan dan riset dari kampus untuk menjawab tantangan pembangunan. Ia menutup dengan refleksi inspiratif bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari konsep dan simulasi, tetapi dari kemampuan berpikir dan bertindak nyata di lapangan untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.

Pada kesempatannya, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini dan apresiasi atas kehadiran Menteri Transmigrasi RI di tengah civitas academica UNDIP. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan kementerian merupakan wujud nyata sinergi ilmu pengetahuan dan kebijakan publik untuk membangun bangsa.
“Apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri sejalan dengan cita-cita UNDIP sebagai kampus yang bermartabat dan bermanfaat. Menjadi guru besar itu penting, tetapi jauh lebih penting bila ilmu yang kita hasilkan memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi sesamanya,” ujar Rektor.
Prof. Suharnomo juga berbagi sejumlah capaian riset dan inovasi UNDIP yang telah memberi dampak langsung di masyarakat, di antaranya pengembangan teknologi desalinasi air laut menjadi air layak minum yang telah diimplementasikan di berbagai wilayah seperti Brebes, Pemalang, Blora, Rembang, hingga Demak. Inovasi ini bahkan akan diperluas untuk membantu daerah-daerah kepulauan di Maluku, Kalimantan, dan wilayah pesisir lain yang masih kesulitan akses air bersih dan energi.
“Riset dan inovasi di UNDIP tidak berhenti di laboratorium. Semua diarahkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan menjadi solusi bagi daerah. Semangat yang sama juga kami harapkan tumbuh melalui Program Ekspedisi Patriot yang dirancang untuk melahirkan generasi muda yang tangguh, mandiri, dan siap berkontribusi bagi negeri,” tandasnya.
Selaku moderator, Prof. Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, S.T., M.T., MPS, Guru Besar Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik UNDIP yang juga koordinator Tim Ekspedisi Patriot (TEP) UNDIP menyampaikan kekagumannya atas dedikasi dan visi besar Menteri dalam mendorong transformasi transmigrasi sebagai instrumen pembangunan berkeadilan. Ia menilai, momentum kuliah umum ini menjadi kesempatan berharga bagi civitas academica UNDIP untuk memperdalam pemahaman tentang kebijakan strategis yang berdampak langsung terhadap masyarakat.
“Kita perlu menangkap peluang ini untuk belajar dari gagasan-gagasan beliau dalam membangun negeri melalui kemandirian dan kewirausahaan,” ujarnya. Prof. Wiwandari juga menyinggung potensi kerja sama antara Kementerian Transmigrasi dan UNDIP, di antaranya dalam pengembangan program Beasiswa Patriot yang akan memperluas akses bagi mahasiswa berprestasi untuk berkontribusi di kawasan transmigrasi.
Melalui kegiatan kuliah umum ini, UNDIP meneguhkan komitmen untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam mengakselerasi pembangunan daerah melalui riset berbasis bukti dan pemberdayaan masyarakat yang mendukung program Diktisaintek Berdampak. Upaya ini sekaligus memperkuat kontribusi UNDIP terhadap 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s), khususnya dalam pengentasan kemiskinan, ketahanan ekonomi, serta pemerataan pembangunan wilayah Indonesia Timur. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)








