Kisah Sayyida Nafisa, Wisudawan UNDIP yang Ukir Prestasi Lewat Kempo

UNDIP, Semarang (02/11) – Bagi Sayyida Nafisa, menjadi mahasiswa bukan hanya tentang menimba ilmu di ruang kuliah, tetapi tentang menempa karakter, mengasah disiplin, dan menemukan makna diri. Lulusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB UNDIP) ini berhasil meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,70 pada Wisuda UNDIP ke-179 lalu, namun yang paling berharga baginya bukan sekadar angka melainkan proses dan nilai di baliknya.

“Saya percaya setiap proses yang dijalani dengan sungguh-sungguh akan berbuah makna, bukan hanya di atas kertas, tetapi dalam kehidupan nyata,” ujar Sayyida.

Diterima melalui Seleksi Bibit Unggul Berprestasi (SBUB) pada tahun 2020 berkat kiprahnya di cabang olahraga Kempo, Sayyida menjelma menjadi sosok mahasiswa yang memadukan ketajaman berpikir seorang sastrawan dengan keteguhan jiwa seorang atlet. Dalam kajian linguistik, ia menelusuri jejak bahasa sebagai cermin budaya dan identitas bangsa. “Bahasa adalah cerminan budaya dan identitas. Mempelajarinya membuat saya semakin dekat dengan masyarakat dan sejarahnya,” ucap Sayyida.

Kini, Sayyida mengabdikan diri sebagai tutor bahasa Indonesia di Neutron Yogyakarta cabang Semarang. Ia percaya mengajar bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, melainkan menumbuhkan semangat dan kecintaan terhadap bahasa ibu.

Perjalanan Sayyida di UKM Kempo UNDIP penuh warna. Ia pernah menjadi Bendahara Umum sekaligus Koordinator Ekonomis Bisnis, sembari aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia. Tak hanya tangguh di manajemen, ia juga berprestasi di gelanggang. Di POMNAS Kalimantan Selatan 2023, Sayyida membawa pulang satu medali emas dan satu perak untuk Jawa Tengah. “Saya berusaha menutup masa studi dengan prestasi terbaik. Latihan pagi, sore, malam saya jalani dengan niat memberi hasil manis untuk UNDIP,” kenangnya.

Keberhasilannya di ajang Shorinji Kempo UNJ Open 2024 kembali menorehkan nama UNDIP di tingkat nasional sebuah bukti semangat UNDIP Bermartabat dan Bermanfaat yang tak berhenti di ruang kuliah.

Sayyida menilai prestasi tidak selalu diukur dari nilai akademik semata. “Mahasiswa UNDIP bisa berprestasi lewat olahraga, seni, atau teknologi. Kuncinya, jadikan hobi sebagai kontribusi untuk UNDIP,” pesannya.

Di balik semua capaian, Sayyida tidak lupa pada keluarga yang menjadi sumber kekuatan. Ia bahkan sempat mengambil cuti satu semester demi fokus latihan di Yogyakarta, sebuah keputusan yang ia sebut sebagai ujian keyakinan.

Sebagai alumni, Sayyida bertekad terus membawa nama baik almamaternya baik sebagai pendidik, atlet, maupun insan yang memberi manfaat bagi masyarakat. “Setiap kesempatan adalah rezeki. Belajar, berorganisasi, bertanding, semuanya adalah cara untuk bersyukur,” tutupnya.

Melalui kisah Sayyida menjadi potret nyata mahasiswa UNDIP yang berkarakter, berprestasi, dan berdaya saing global sejalan dengan komitmen universitas sebagai kampus Bermartabat, Bermanfaat, dan mendukung program Diktisaintek Berdampak. (Komunikasi Publik/UNDIP/ Riri, ed. DHW)

Share this :