Tim 1 Ekspedisi Patriot UNDIP Rumuskan Rencana Aksi Kawasan Transmigrasi Mandiri di Maukaro, Ende

Maukaro, Ende, NTT (24/11) – Universitas Diponegoro melalui Tim 1 Ekspedisi Patriot UNDIP kembali menunjukkan komitmen dalam mendukung percepatan pembangunan wilayah dan pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) kedua di kawasan transmigrasi Kolikapa, Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur pada akhir bulan Oktober. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk merumuskan rekomendasi implementatif menuju kawasan transmigrasi yang mandiri dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat serta program Diktisaintek Berdampak.

FGD dipimpin oleh Ketua Tim, Dr. Wido Prananing Tyas, S.T., MDP., Ph.D, bersama anggota tim yang meliputi Dimas Bryanputra Christnawan, S.PWK., M.PWK.; Sanita Sitinjak, S.I.Kom.; Septa Prika Pradana, S.Pt.; dan Shandrina Vellia Armeidha. Kegiatan hybrid ini menghimpun pejabat pusat dan daerah, akademisi, perangkat kecamatan, 11 desa di Maukaro, serta masyarakat transmigrasi Kolikapa.

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Kementerian Transmigrasi RI, Bondan Djati Utama, S.Si., M.M., yang hadir secara daring, mengapresiasi upaya penyusunan rekomendasi berbasis kebutuhan masyarakat.

“Saya berharap diskusi ini menghasilkan temuan evaluasi yang dapat langsung ditindaklanjuti, dengan rekomendasi teknis yang akurat dan siap masuk dalam perencanaan pembangunan,” ujarnya.

Sementara itu, para narasumber luring, BAPPERIDA NTT yang diwakili Tanda Soalagogo Sirait, S.T., MURP., BAPPEDA Kabupaten Ende melalui Adrianus Yosafat Muda, S.T., serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ende melalui Oktovianus Rua Putra, S.Sos., MPA menekankan pentingnya sinkronisasi visi pembangunan lintas level pemerintahan. Akademisi Universitas Flores, Dian Fitriawati Mochdar, S.T., M.T., turut memberi penguatan perspektif akademis sebagai narasumber daring.

Dalam pemaparan laporan sementara, Tim 1 Ekspedisi Patriot UNDIP menemukan sejumlah persoalan mendasar mulai dari minimnya pengolahan hasil produksi, akses pasar yang terbatas, dominasi tengkulak, infrastruktur dasar yang belum memadai, hingga kapasitas sumber daya manusia yang masih perlu diperkuat.

Rekomendasi awal tim difokuskan pada tiga aspek utama diantaranya sosial dan kelembagaan (penguatan koperasi, integrasi BUMDes, dan partisipasi masyarakat); ekonomi (pengembangan komoditas unggulan daerah), serta ekologi dan infrastruktur dasar (akses jalan, fasilitas layanan dasar, serta konektivitas wilayah).

Para narasumber menggarisbawahi perlunya indikator keberhasilan yang terukur dan pembagian fase implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang. Salah satu fokus utama yang diangkat adalah pengembangan Sapi Bali sebagai komoditas unggulan dengan dukungan anggaran yang sudah berjalan. Selain itu, potensi perikanan pesisir seperti padang garam dan budidaya rumput laut juga disebut sebagai peluang ekonomi pelengkap.

Pada sesi diskusi, masyarakat Kolikapa menyampaikan aspirasi terkait belum diterimanya Sertifikat Hak Milik (SHM) rumah yang telah lama diupayakan. Peserta berharap pemerintah pusat hingga daerah dapat mempercepat proses tersebut karena berdampak langsung pada kepastian hidup dan akses ekonomi masyarakat.

Isu ini menjadi catatan penting dalam penyusunan rekomendasi agar penyelesaian administrasi pertanahan masuk dalam prioritas pembangunan terpadu kawasan transmigrasi.

Hasil FGD mengerucut pada perlunya strategi terintegrasi dari provinsi hingga desa untuk membentuk Maukaro sebagai pusat ekonomi baru berbasis yaitu peternakan Sapi Bali sebagai komoditas utama dan didukung potensi perkebunan, pertanian, perikanan pesisir, dan kerajinan lokal.

Dusun transmigrasi Kolikapa diproyeksikan sebagai inti kawasan, dengan dukungan wilayah penyangga seperti Wewaria, Pelabuhan Maurole, Kotabaru, Detusoko, Lepembusu Kelisoke, hingga Detukeli. Penguatan konektivitas—baik jalan maupun hub logistik darat dan laut—menjadi prasyarat penting bagi keberhasilan kawasan.

Pasca-FGD, Tim 1 Ekspedisi Patriot UNDIP akan menyelesaikan finalisasi laporan serta menyerahkannya kepada Pemerintah Kabupaten Ende, Pemerintah Provinsi NTT, dan Kementerian Transmigrasi RI. Penyampaian laporan di Ende dan Kupang direncanakan pada awal Desember 2025.

Laporan tersebut akan memuat rekomendasi implementatif yang ringkas, terukur, dan berorientasi hasil sehingga dapat langsung ditindaklanjuti lintas pemangku kepentingan.

Dengan dukungan semua pihak, kawasan transmigrasi Maukaro diharapkan berkembang menjadi pusat ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat—mewujudkan komitmen UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat bagi Indonesia. (Komunikasi Publik UNDIP / Tim 1 Ekspedisi Patriot Maukaro Ende – NTT)

Share this :