UNDIP, Semarang (27/11) – Universitas Diponegoro sukses menggelar Kuliah Umum Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Dr. H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., MPA, M.A., pada Kamis, 27 November 2025 di Gedung Prof. Sudarto, S.H., Kampus UNDIP Tembalang. Mengusung tema ‘Penataan Ruang dan Pembangunan Infrastruktur Adaptif terhadap Bencana’, kegiatan ini menjadi bagian dari dukungan UNDIP terhadap arah kebijakan Diktisaintek Berdampak serta komitmen pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Acara yang digelar bersama ISPASI (Indonesian Spatial Policy & Administration Society) ini dihadiri jajaran kementerian, pemerintah daerah, akademisi lintas fakultas, 1000an mahasiswa dari berbagai disiplin, serta jejaring praktisi tata ruang yang meneguhkan tekad bersama membangun Indonesia yang lebih tangguh dan berkeadilan. Momentum ini sekaligus menandai peluncuran rencana International Conference on Spatial Planning and Infrastructure for Sustainable Development 2026 serta penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemenko Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan dan Universitas Diponegoro.

Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. dalam sambutannya menegaskan bahwa kuliah umum ini menjadi penguatan bagi kontribusi nyata kampus bagi bangsa. “Hari ini kita berkumpul dalam agenda yang sangat penting. UNDIP memiliki komitmen kuat untuk menjadi kampus yang bermartabat dan bermanfaat. Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi banyak orang, dan sebaik-baiknya kampus adalah yang menghasilkan ilmu dan kerja nyata bagi masyarakat,” ujar Rektor.
Prof. Suharnomo juga menyinggung kiprah UNDIP di wilayah Pantura, terutama teknologi desalinasi air dan solusi energi solar hybrid untuk daerah pesisir yang terdampak banjir rob, abrasi, dan krisis air bersih. Ia menambahkan: “Mesin desalinasi UNDIP kini sudah beroperasi di berbagai titik dari Brebes, Pemalang, Pekalongan hingga Jepara dan Demak. Bahkan BNPB telah memesan lima unit untuk mempercepat distribusi air siap minum yang aman pascabencana. Kami ingin memastikan satu desa bisa memperoleh layanan air layak konsumsi melalui teknologi karya UNDIP,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor menyampaikan apresiasi kepada Menko Agus Harimurti yang sebelumnya telah meninjau langsung teknologi UNDIP di lapangan. “UNDIP akan terus memperluas kontribusi bagi daerah-daerah pesisir Jawa Tengah dan wilayah 3T melalui inovasi teknologi serta riset multidisipliner,” tegasnya.
Dalam paparannya, Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak seluruh peserta menaruh empati atas bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut mengingatkan pentingnya membangun Indonesia yang tidak hanya maju dan sejahtera, tetapi juga berdaya tahan terhadap risiko bencana. AHY kemudian mengaitkan refleksi ini dengan perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, seraya menekankan pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang hanya terjadi sekali dalam sejarah bangsa.

Menteri AHY memaparkan tiga agenda utama yakni membaca megatrend global, memetakan tantangan kebencanaan Indonesia, dan memperkuat pembangunan infrastruktur yang adaptif serta berkelanjutan. Ia menyoroti lima megatrend dunia berupa ketegangan geopolitik, urbanisasi masif, kelangkaan sumber daya alam, ketimpangan global, dan krisis iklim yang seluruhnya berdampak langsung pada Indonesia. Ancaman cuaca ekstrem, abrasi pesisir, hingga kenaikan muka air laut disebutnya bukan lagi prediksi, tetapi realitas yang telah dirasakan. “Indonesia berada di Ring of Fire. Karena itu, mitigasi dan kesiapsiagaan adalah bagian dari ketahanan nasional,” tegasnya.
Lebih jauh, Menteri AHY memerinci triple challenge pembangunan yaitu kerawanan geologis, perubahan iklim, dan tekanan sosial-ekonomi masyarakat. Ia mencontohkan kondisi wilayah Pantura yang terdampak kombinasi penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan laut, sehingga pembangunan harus beralih dari pola reaktif menjadi preventif. Ia menekankan perlunya penataan ruang berbasis bukti, desain bangunan tahan gempa dan banjir, peninggian jembatan di zona rawan, serta integrasi teknologi dalam pemantauan risiko. “Biaya rehabilitasi jauh lebih besar daripada investasi mitigasi. Jangan menunggu bencana terjadi baru kita bertindak,” pesannya.
Menutup materinya, Menteri AHY menegaskan bahwa arah pembangunan Indonesia harus semakin hijau, tangguh, cerdas, dan terintegrasi. Konsep green infrastructure, pemanfaatan mangrove untuk perlindungan pesisir, resilient infrastructure serta penguatan smart infrastructure melalui teknologi geospasial, IoT, dan sistem pemantauan risiko perlu menjadi prioritas bersama. Ia juga mengajak generasi muda, termasuk mahasiswa UNDIP, untuk mengambil peran dalam agenda pembangunan masa depan. Menteri AHY turut mengundang UNDIP berpartisipasi dalam Spatial Infra Conex 2026 di Jakarta. “UNDIP adalah mitra strategis dalam membangun Indonesia Emas 2045. Semoga UNDIP terus melahirkan kader bangsa yang unggul dan menjadi kampus berkelas dunia,” ujarnya.

Ketua ISPASI, Tiyok Prasetyoadi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya perencanaan spasial nasional yang matang dan berbasis bukti. Ia menyampaikan duka cita atas bencana yang terjadi di Sumatera, sekaligus menekankan bahwa Indonesia membutuhkan koordinasi yang kuat antar-pemangku kepentingan untuk menghasilkan kebijakan tata ruang yang efektif dan berkelanjutan. “ISPASI hadir sebagai organisasi independen yang menjadi ruang dialog strategis antara pemerintah, akademisi, profesional, dan komunitas untuk menjembatani kebutuhan teknis, kajian ilmiah, praktik lapangan, dan kebijakan publik,” ungkapnya. Ia juga mengundang seluruh pihak untuk berpartisipasi aktif dalam Spatial Infra Conex 2026 pada 12–13 Mei 2026 di Jakarta.
“Kami berharap seluruh jejaring, termasuk UNDIP, dapat terlibat aktif. Kehadiran Bapak-Ibu sekalian akan memperkaya dialog, memperluas kolaborasi, dan mempercepat terwujudnya infrastruktur yang bukan hanya megah secara fisik, tetapi juga tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” tuturnya.
Melalui kuliah umum ini, UNDIP kembali menegaskan posisinya sebagai kampus yang mendorong perubahan dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Semangat UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat tercermin dari kontribusi akademik, riset, dan teknologi yang terus dihadirkan untuk menjawab tantangan lingkungan dan kebencanaan di Indonesia. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)







