Kompas TV “Rosi On Location” Hadir di UNDIP, Hadirkan Tokoh Inspiratif Penggagas Inovasi

UNDIP, Semarang (26/11) — Universitas Diponegoro sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan program “Kampus Kompas TV: Rosi On Location” yang digelar di Gedung Serba Guna Muladi Dome, Kampus UNDIP Tembalang pada Selasa, 25 November 2025. Mengusung tema Inovasi Tiada Henti, kegiatan ini membuka ruang dialog publik yang segar, kreatif, dan interaktif.  Para tokoh nasional lintas bidang hadir untuk menginspirasi mahasiswa dalam membangun cara pandang baru terhadap dinamika dan tantangan bangsa. Program ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis UNDIP ke-68 dengan semangat ‘Inovasi untuk Bangsa’.

Acara dipandu jurnalis senior sekaligus Direktur Utama Kompas TV, Rosianna Silalahi, dengan menghadirkan narasumber seperti Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI), Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. (Rektor Universitas Diponegoro), Mohamad Jamaludin (Pegiat lingkungan), Raim Laode (Musisi/ Komika), dan Ciptaningtias (Ketua Pengelola Desa Wisata Pentingsari). Kolaborasi ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menyimak gagasan dan pengalaman langsung dari para pelaku perubahan nasional.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UNDIP, Prof. Suharnomo, menyampaikan rasa bangganya atas berbagai pencapaian mahasiswa yang terus mengharumkan nama kampus melalui ajang nasional, mulai dari Pilmapres, inovasi mobil hemat energi, hingga kompetisi akademik, vokasi dan MTQ. Ia menegaskan bahwa capaian tersebut menjadi bukti bahwa mahasiswa UNDIP adalah generasi kreatif yang tak hanya berani berkarya, tetapi juga mampu menjaga integritas dan kebersamaan.

“Anak-anak saya semua adalah kebanggaan UNDIP. Prestasi kalian yang tidak pernah berhenti menjadi energi besar bagi kami untuk terus menghadirkan ruang inspiratif seperti hari ini. Nikmatilah kesempatan belajar dari para tokoh yang hadir, karena inilah momentum untuk memperkuat semangat berkarya dan memberi manfaat bagi masyarakat,” ucapnya.

Pada sesi interaktif, Menteri Prof. Brian menekankan pentingnya keberanian mahasiswa untuk bereksperimen dan melihat riset sebagai proses yang berorientasi pada solusi masyarakat. Ia menyatakan perguruan tinggi harus menjadi ruang yang mempertemukan sains, kolaborasi, dan kebutuhan publik.

“Perguruan tinggi tidak boleh berjalan sendiri. Inovasi harus lahir dari laboratorium dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa adalah penggeraknya sekaligus penemu, pembuat, dan agen perubahan yang harus kita dukung dengan ekosistem yang tepat,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi UNDIP yang dinilai berhasil menjembatani riset akademik dengan kebutuhan industri dan masyarakat secara konsisten.

Sesi berbagi pengalaman menghadirkan kisah-kisah nyata tentang mimpi, kegigihan, dan dampak sosial. Ciptaningtias menceritakan perjalanan 17 tahun membangun Desa Wisata Pentingsari dari desa prasejahtera hingga menjadi rujukan nasional, menegaskan bahwa keterbatasan bukan penghalang bagi mereka yang memiliki mimpi bersama dan kesabaran dalam proses.

Dari Cilacap, Mohamad Jamaludin mengisahkan bagaimana keterbatasan akses listrik dan air bersih mendorongnya menciptakan pembangkit listrik hybrid serta sistem peringatan banjir rob. Baginya, inovasi adalah bentuk pengabdian: ketika bermanfaat bagi masyarakat, manfaat itu akan kembali dalam bentuk kebaikan dan doa.

Sementara itu, musisi dan komika Raim Laode menekankan bahwa kreativitas lahir dari keresahan. Baginya, adaptasi bukan sekadar mengikuti tren, tetapi memahami perubahan tanpa kehilangan jati diri. Pesan ini memberikan perspektif baru bahwa inovasi dapat muncul melalui berbagai medium, termasuk seni dan budaya.

Dalam laporannya, Wakil Rektor IV UNDIP, Wijayanto, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, termasuk Kompas TV serta lebih dari 3.500 mahasiswa yang telah berpartisipasi mengikuti kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari strategi memperkuat komunikasi publik untuk mendekatkan riset kampus kepada kebutuhan masyarakat.

“Kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi episentrum inovasi untuk menjawab tantangan zaman. Setiap riset dan proses pembelajaran harus mampu melahirkan solusi nyata. Terima kasih kepada semua pihak atas kerja keras dan kolaborasinya. Mari jadikan momentum ini sebagai pengingat bahwa inovasi adalah napas UNDIP,” ujarnya.

Melalui penyelenggaraan “Rosi On Location,” UNDIP menegaskan komitmennya sebagai kampus yang bermartabat dan bermanfaat dengan menghadirkan ruang dialog lintas sektor yang memperkaya wawasan mahasiswa serta memperkuat ekosistem inovasi. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap program Diktisaintek Berdampak, yang berfokus pada pemanfaatan riset dan inovasi untuk memberikan dampak sosial bagi masyarakat. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)

Share this :