ICISPE merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undip. Konferensi ini dibangun dengan semangat pengembangan ilmu pengetahuan yang multidispliner dan iklusif. Dengan kata lain, tidak hanya membuka kesempatan bagi para akademisi untuk mengkaji fenomena dan masalah era kontemporer dengan mengkolaborasikan berbagau kajian ilmu, konferensi ini juga berkeinginan untuk membuka peluang yang seluas-luasnya setiap elemen pemangku kepentigan, yang diwujudkan dengan menciptakan jembatan antara dunia akademis dan praktis. Kolaborasi yang multidisiplin dan inklusif tersebut selanjutnya direalisasikan melalui forum diskusi, penelitian, dan publikasi bersama di Hotel Santika, Semarang (23/10).
Secara spesifik, konferensi ini dibangun untuk memperkuat kajian mengenai isu-isu sosial politik di Indonesia dengan melibatkan para ahli berataraf nasional maupun internasional. ICIPSE menempatkan Indonesia sebagai sentra kajian utama, mengingat latar belakang modalitas sosial budaya berupa multikultur serta rumah bagi komunitas muslim terbesar dunia, dengan demokrasi dalam sistem politiknya. Posisi yang unik baik dalam penelitian maupun diskusi inilah yang kemudian akan menjadi benang merah dalam konferensi di tiap tahun penyelenggaraannya. Selanjutnya dalam konferensi ini, para peserta diajak untuk mengkaji fenomena sosial politik era kontemporer di Indonesia guna meningkatkan pemahaman, hingga kemudian mampu memunculkan pendekatan-pendekaan mutakhir sebagai proposal solusi dalam merespon permasalahan yang ada.
ICISPE sendiri merupakan sebuah rangkaian acara yang terdiri dari dua agenda utama. Pertama, pemaparan umum oleh figur ahli mengenai tema utama konferensi. Kedua, diskusi panel sebagai ajang diseminasi hasil pemikiran konseptual maupun penelitian dalam kerangka topik-topik turunan tema. Dengan keragaman agenda acara yang dikemas dalam suatu konferensi tersebut, para peserta diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang menyeluruh terkait dengan tema yang diusung dalam tiap tahunnya.
“FISIP Undip semakin menyadari bahwa di dalam era globalisasi ini, fenomena dan masalah sosial politik yang terjadi tidak lagi bisa dikaji dari satu kajian studi saja, sehingga memunculkan urgensi pengembangan kajian multidisiplin untuk memahami, kemudian mencari solusinya.”
Sebagai salah satu konferensi internasional terbaik di Semarang, tujuan dari ICISPE tidak hanya menciptakan peluang bagi para akademisi untuk menjalankan riset terkait dengan fenomena dan isu-isu kontemporer namun juga sebagai iruang untuk berdiskusi antarpara pemangku kepentingan yang diharapkan akan berujung pada pembuatan kebijakan sebagai bentuk dari penyelesaian masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, tema yang diajukan dalam konferensi ICISPE 2017 ini diyakini mampu memberikan kontribusi nyata bagi permasalahan sosial yang ada di Indonesia, khususnya dan dunia pada umumnya.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kesepakatan tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) di tahun 2015 harus diimplementasikan di seluruh elemen kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesepakatan tersebut menjadikan tercapainya tujuan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga sektor swasta dan masyarakat sipil. Menyadari bahwa 17 poin dalam SGD sebagai tujuan yang tidak mudah untuk dicapai, batas waktu kesepakatan ini kemudian diperpanjang hingga 15 tahun kemudian sehingga negara-negara anggota diharapkan untuk dapat mencapai kelseluruhan target tersebut pada tahun 2030.
Diantara 17 tujuan tersebut, poin kesepuluh dari SDG adalah mengurangi tingkat ketidaksetaraan. Inequality didefinisikan sebagai kondisi dimana beberapa individu atau kelompok memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding golongan lainnya. Perbedaan kondisi tersebut bervariasi mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, gender, hingga hak-hak untuk menjalankan kegiatan beragama bagi kelompok –kelompok minoritas. Permasalahan ini muncul terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Konferensi Internasional yang berlangsung “ERADICATING INEQUALITIES” akan membahas berbagai topik sosial, politk, komunikasi, bisnis dan hubungan internasional. Menghadirkan gagasan pentingnya mengembangkan kesetaraan dalam berbagai lini, selama ini yang populer hanya gagasan tentang jesetaraan gender, melalui kegiatan ini akan dibangun pentingnya kesetaraan di bidang lainnya seperti ekonomi, kesehatan dan hak asasi manusia. Banyak ketidaksetaraan terjadi di dunia, tidak hanya gender, ketidaksetaraan juga terjadi di pendidikan, dimana anak anak usia sekolah tidak mendapatkan hak atas akses pendidikan yang layak, diskriminasi antar ras agama serta ketidaksetaraan dalam partisipasi pembangunan dan akses publik.
Konferensi ini akan menjadi ajang berkumpulnya para peneliti Indonesia dan Internasional untuk mepresentasikan karya-karya di bidang ilmu sosial dan politik maupun penerapan riset di bidang tersebut. 100 artikel yang telah terpilih akan dipublikasikan ke dalam Jurnal ASL yang telah terindex Scopus. Ini merupakan upaya internasionalisasi Undip menuju world class university, juga upaya memenuhi target IKU (ndeks Kinerja Utama Undip) tentang indikator publikasi jurnal bereputasi di mana Fisip mencapai target 19 publikasi terindeks scopus per tahunnya serta upaya menjalin jejaring penelitian dan publikasi dengan universitas lain. Selain paparan hasil riset, konferensi diselenggarakan sebagai pioneer dan promosi kompetensi, serta networking bagi para peneliti di bidang terkait.
Kegiatan ini menghadirkan para ahli yang berkompeten di bidangnya, 3 keynote speaker terdiri dari Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si., (Minister of Mainpower), Dr. Leonard C. Sebastian (Indonesia Programme, the S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University), Dr. Bambang Sadono, S.H.,M.H (The People ‘s Consultative Assembly of the Republic of Indonesia) Anggota DPD RI yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengkajian MPR.
9 invited speaker terdiri dari HE. Ms. Judit Pach (Ambassador, Hungarian Embassy), Mr. Ryo Nakamura (Director, Center for Public Diplomacy, Japan Embassy), Prof. Rozasman Hussin, Ph.D. (Unit for Ethnography Research and Development, University Malaysia Sabah), Prof. Gene Ammarell (College of Arts and Sciences, Ohio University, United States), Dr. Ir. Taufuk Kurniawan, M.M. (Vice People’s Representative Council, Republic of Indonesia), Azriana (Head of National Commission on Violence against Women), Dr. Ian Chalmers (School of Social Sciences, University of Western Australia), Dr. Alexander Raymond Arifianto (Indonesia Programme, the S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University), Dr. Adri Wanto (Indonesia Programme, the S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University), yang akan berbicara tentang kesetaraan lintas lini. ICIPSE 2017 kali ii juga bekerjasama dengan MPR RI, RSIS, AIFIS, Bank Mandiri, DRN serta HIPIIS.” Jelasnya lebih lanjut.