WORKSHOP TEACHING INDUSTRY UNIVERSITAS DIPONEGORO : Hilirisasi dan Komersialisasi Produk Inovasi

Teaching Industry Universitas Diponegoro mengadakan “WORKSHOP TEACHING INDUSTRY” dengan mengusung tema “Hilirisasi dan Komersialisasi Produk Inovasi” di Hotel Grasia, 23-24 Februari 2018.

Acara tersebut dihadiri akademisi peneliti dari belasan perguruan tinggi baik di Jawa Tengah maupun Yogyakarta dan berbagai narasumber, antara lain :

  1. Muhammad Nur, DEA
    [Pendiri Center Plasma Research Pertama di Indonesia, Pengembang Teknologi Plasma-Ozon untuk Produk Holtikultura Pertama di Indonesia, Project Manager of Teaching Industry Diponegoro University]
  2. Azwar, SE
    [Direktur PT. Dipo Technology, Direktur CV. Plasmatech Consulting Kota Semarang, Konsultan Manajemen Perusahaan]
  3. I. Nyoman Widiasa, S.T., M.T
    [Direktur Inovasi dan Pengembangan Hasil Riset Universitas Diponegoro, Ketua Group Diponegoro Water Research & Engineering, Berpengalaman 36 dalam 36 Project Industry]
  4. Setiawati, S.H., M.Hum
    [Kepala Bidang Pelayanan Hukum Kemenkumham Jawa Tengah, Peneliti Intensif Perlindungan Hukum dan Hak Cipta Karya Seni Batik]

“ Perubahan bisa jadi salah satu keniscayaan, tetapi perlu diupayakan. Apalagi untuk skala besar yang dapat menumbuhkan aspek kebermanfaatan yang luas bagi khalayak” seperti yang diutarakan salah satu pembicara yang super, Dr. Muhammad Nur, DEA.

Selama 20 tahun lamanya, beliau bersama para rekan terus menjaga irama perjuangan untuk memgembangkan teknologi plasma pertama di Indonesia sekaligus penggagas teknologi ozon untuk pangan pertama di ASEAN.

“ saya selalu berpikir bahwa ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi harus bisa membantu masyarakat. Kalau bisa sampai ke lapisan rakyat kecil, sehingga bisa mensejahterakan mereka”

Ketua panitia workshop dr. Atika Rahmi Hendrini mengatakan bahwa dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, tidak dipungkiri adanya pemanfaatan karya yang tidak dapat diikuti pemakaiannya secara optimal oleh masyarakat. Dari 22% produk riset yang mampu menembus pasar, sekitar 40% berhasil berdiri secara ekonomi, namun hanya 8% yang berhasil diimplementasikan pada kehidupan masyarakat. Untuk itu diperlukan kolaborasi yang sinergis antara peneliti, dunia industri dan pemerintah agar regulasi terkait hilirisasi dan komersialisasi hasil inovasi riset.

Selama ini hasil karya perguruan tinggi dan industri, sebagian besar masih berbentuk jurnal, prototype, laboratorium yang berjalan sendiri – sendiri, tanpa saling memberikan manfaat. Kendala mendasar yang terjadi pada hilirisasi hasil iptek menuju ke pasar industri, diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu : lemahnya tingkat kesiapan teknologi, rendahnya tingkat kesiapan inovasi, dan minimnya kesiapan manufaktur.

Success story dari Universitas Diponegoro dapat menjadi salah satu percontohan, bagaimana sebuah produk sains dan teknologi plasma dari laboratorium dapat berkembang menjadi produk komersial yang dibutuhkan masyarakat.

Atika berharap melalui seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini, para peserta yang notabene selama ini juga melaksanakan berbagai kegiatan riset, dapat terbuka wawasannya untuk mulai mencoba melaksanakan riset yang tak sekadar berbentuk paper.

MATERI WORKSHOP :

  1. Peluang dan Tantangan Inovasi Teknologi dalam mendukung Daya Saing Bangsa : Perkembangan Teknologi Plasma di Indonesia
  2. Membangun Perusahaan Pemula atau Startup Berbasis Teknologi (Success Story PT. Dipo Technology & CV. Plasma Technology Consulting)
  3. Pemantapan Draft Paten, Merk dan Pembentukan Perusahaan Baru
  4. Kesiapan Teknologi untuk Komersialisasi
  5. Perkembangan Paten dan HKI di Indonesia

 

Share this :

Category

Arsip

Related News