Mahasiswa Universitas Diponegoro dituntut untuk dapat membuka startup, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan. Hal tersebut terungkap dalam acara Jamkrindo strartup challenge 2018 di gedung klinik kewirausahaan dan inkubator bisnis (KKIB) FEB Undip Tembalang. Selasa (17/4) pagi.
Dekan FEB Undip Suharnomo mengatakan bahwa pada tahun 90-an cita-cita adalah menjadi PNS, tapi sekarang fenomena itu berubah. Untuk itu mahasiswa undip harus mampu merespon perubahan tersebut.
“Studi terbaru sebanyak 22 persen ingin jadi pengusaha, 1 persen jadi pns dan sisanya ingin jadi profesional. Studi dari program PKM keberhasilannya hanya 5-6 persen yang bisa bertahan hingga tahun kelima” ujarnya.
“FEB undip sendiri sudah memiliki klinik kewirausahaan dan inkubator bisnis (kkib). Dulu kita punya program yang bagus cuma sedikit bermasalah dengan hilirisasi namun sekarang seiring dengan kebijakan pemerintah kami sudah memiliki hilirisasi yang cukup baik” imbuhnya.
Kami berharap dari ajang ini banyak mahasiswa yang terinspirasi dari senior senior yang sudah berkecimpung di dunia bisnis.
Rektor Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama mengemukakan bahwa tahun kemarin undip rangking 3 pt terfavorit sekarang no 2 terfavorit di Indonesia. Startup challenge ini penting karena akan mendorong orang tidak harus bekerja, tapi disini dicetak calon wirausaha.
“Menjadi wirausaha adalah pilihan, pilihan untuk menjadi leader. Kembangkan semua apa yang kita punya. Mahasiswa undip sudah memiliki modal yang kuat, karena untuk masuk undip saja susah. Berarti anda ini pilihan” ujarnya.
Dirut Jamkrindo Randi Anto mengemukakan bahwa startup challenge merupakan aplikasi dari visi Jamkrindo yakni mengembangkan umkm, jadi kita mendorong inovasi dari mahasiswa untuk menjadi wirausaha. Selainb di Semarang, kami juga melakukan roadshow ke Depok, Yogya, Surabaya dan Jakarta, Kalau mahasiswa bisa bertahan maka kami akan memfasilitasi dalam hal keuangan.