Menjadi universitas berkelas dunia, Undip terus mencetak prestasi, meningkatkan pelayanan, performa dan capaian kinerja yang terus melesat. Salah satu program yang terus dipacu adalah percepatan profesor sejalan dengan program kerja Pemerintah yakni membangun SDM yang Unggul untuk Indonesia Maju.
Untuk itu, kembali Undip mengukuhkan 3 Guru Besar yakni Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA dari Fakultas Sains dan Matematika, Prof. Dr.Ir. Eko Nurcahya Dewi, M.Sc. dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Prof. Dr.dr. Banundari Rachmawati,Sp.PK(K) dari Fakultas Kedokteran pada hari Sabtu (31/8) bertempat di Gedung Prof. Soedarto, SH kampus Undip Tembalang.
Diawali dengan paparan dari Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA bertajuk Inovasi dan Hilirisasi Teknologi Fisika Plasma sebagai Generator Ozon untuk Menjamin Kualitas Pasca Panen Produk Hortikultura Indonesia. Ada 3 hal yang disampaikan yakni: pengembangan sains plasma dari aspek sains dasar (fundamental), pengembangan teknologi plasma ozon dan yang ketiga adalah pemanfaatan temuan dari kampus masyarakat (riset untuk rakyat). Hasil temuan Beliau yang sudah dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat adalah Zeta Green untuk penanganan korban asap dan D-Ozone yakni teknologi plasma yang berfungsi untuk memperpanjang masa segar sayur dan buah.
Dilanjutkan dengan Prof. Dr.Ir. Eko Nurcahya Dewi, M.Sc. dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang mengangkat topik Kontribusi Rumput Laut untuk Menunjang Ketahanan Pangan. Beliau menyampaikan tentang rumput laut yang merupakan salah satu industri unggulan. Dijelaskan pula tentang pengembangan potensi rumput laut dengan diversifikasi lainnya untuk menunjang ketahanan pangan. Salah satunya adalah pewarna alami yang baik untuk kesehatan.
Sementara itu, Prof. Dr.dr. Banundari Rachmawati,Sp.PK(K) dari Fakultas Kedokteran menyampaikan paparan berjudul Pemeriksaan Homocysteine Serum sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Penyakit Degeneratif. Disampaikan bahwa saat ini 3 penyakit penyebab kematian tertinggi yaitu: penyakit jantung iskemik, stroke dan DM. Ketiganya merupakan penyakit degeneratif yakni dimana kondisi kesehatan seseorang yang terjadi akibat memburuknya suatu jaringan atau organ seiring waktu. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan Homocysteine Serum.
Dari sekitar 125 jumlah Guru Besar Aktif di Undip saat ini, Prof.Dr. Muhammad Nur, DEA adalah Guru Besar ke-6 dari Fakultas Sains dan Matematika. Sedangkan Prof. Dr.Ir. Eko Nurcahya Dewi, M.Sc. merupakan Guru Besar ke-17 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Adapun Prof.Dr.dr. Banundari Rachmawati,Sp.PK(K) adalah Guru Besar ke-15 dari Fakultas Kedokteran.
Berharap hasil riset yang telah dihasilkan memberi kemanfaatan dan mendorong terwujudnya SDM Indonesia yang unggul.
Rektor Undip, Prof Yos Johan Utama mengungkapkan, pengukuhan ini merupakan sebuah kebanggan bagi Undip. Ini menjadi langkah besar Undip untuk bisa menghadirkan universitas yang bermutu, melalui pengajar dosen yang berkualitas.
Rektor mengatakan pencapaian gubes di Undip memang sedang on fire atau sedang dipacu yaitu pada tahun 2017 kemarin terdapat 16 gubes yang dikukuhkan, tahun ini 2018 terdapat 7 gubes dan tahun ini rencana ada 20 gubes baru di Undip.
Rektor mengatakan bahwa guru besar merupakan jabatan tertinggi di bidang akademis tetapi mahkota terbesar adalah bagaimana cara menyalurkan inovasinya untuk kemaslahatan umat manusia
Untuk diketahui, saat ini Undip Semarang menempati posisi 240 Asia dan 801+ dunia. Prof. Yos menyebut, pihak kampus memberikan dukungan dengan beasiswa bagi dosen agar bisa menempuh S3 di luar negeri. Saat ini baru 23 orang yang akan diberangkatkan.
Namun Rektor juga menegaskan menjadi guru besar itu tidak mudah, tidak hanya menyelesaikan kuliah S3 tapi ada beberapa tahapan yang harus dilalui.