Universitas Diponegoro mengukuhkan dua Guru Besar baru di Gedung Prof. Soedarto, SH kampus Undip, Selasa (22/10). Dua Guru Besar yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. Ir. Sutiyono, M.S. dari Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Prof. Ir. Mochamad Agung Wibowo, M.M, M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Teknik.
Rektor Undip, Prof. Yos Johan Utama menyampaikan bahwa pengukuhan dua guru besar ini menjadi kebanggan tersendiri dan berharap untuk bertambah terus guru besar yang baru di Undip.
Menurut Rektor Undip, dalam dunia pendidikan guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi, dan diharapkan bisa menyalurkan segala inovasinya kepada mahasiswa dan masyarakat.
Dalam pengukuhannya Prof. Sutiyono menyampaikan pidato pengukuhan tentang “Penerapan teknologi berahi untuk meningkatkan populasi sapi potong”. Selain itu, dalam pembahasan pidatonya Prof. Sutiyono menyatakan bahwa Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi dan mekanisasi pertanian, sapi jarang digunakan sebagai tenaga pengolah sawah dan transportasi, tetapi tetap digunakan sebagai tabungan oleh peternak. Perubahan peran sapi tersebut, juga merubah pola beternak menjadi pengembangan atau pembibitan/penangkaran sapi potong. Serta penerapan sinkronisasi berahi menggunakan progesteron dalam spon, merupakan teknologi reproduksi yang strategis diterapkan pada pembibitan sapi potong rakyat karena, mempunyai banyak kebaikan.
Sedangkan Prof. Ir. Mochamad Agung Wibowo menyampaikan berpidato mengenai Green Supply Chain Management (GSCM) GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (GSCM) UNTUK MEWUJUDKAN SUSTAINABLE CONSTRUCTION
“Industri Konstruksi menjadi sektor yang sangat krusial dalam proses rencana pembangunan tersebut. Sektor konstruksi berkontribusi sebesar 10,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2011 dan menempati urutan ke 5 (lima) dari 9 (sembilan) sektor utama penyumbang PDB nasional serta mampu menyerap 6,34 juta tenaga kerja (5,3% dari tenaga kerja nasional). Namun hal itu tidak diikuti perkembangan industri konstruksi di Indonesia yang masih kalah bersaing dengan negara lain. Industri konstruksi berpengaruh terhadap konsumsi energi yang sangat besar, tidak hanya dalam proses konstruksi tetapi juga dalam masa operation and maintenance gedung, jalan, jembatan, terminal, irigasi dan waduk. ”
“Namun, jumlah penelitian, standar, pedoman, dan peraturan di bidang sustainable construction sangat terbatas. Semua masalah ini berdampak tidak hanya pada aspek ekonomi dan sosial, tetapi juga pada kelestarian lingkungan. Secara umum, kelestarian lingkungan dapat didefinisikan sebagai mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca yang masuk ke atmosfir sehingga meningkatkan kualitas hidup.