Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-62, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) menyelenggarakan Orasi Ilmiah dengan tema “Malnutrisi di Rumah Sakit : Tatalaksana dan Pembiayaan Jaminan Kesehatan” pada Jumat, 6 Oktober 2023 pukul 08.00 WIB secara hybrid melalui platform Zoom meeting dan di Ruang Serba Guna, Gedung A lantai 3 FK Undip Tembalang.
Dalam sambutannya, Dekan FK Undip Prof. Dr. dr. Dwi Pudjonarko, M.Kes.,Sp.S(K) mengungkapkan bahwa orasi ilmiah ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati Dies Natalis ke-62 FK Undip. “Pada tahun ini tepatnya pada tanggal 1 Oktober, FK Undip telah memasuki usia yang ke-62, sejak didirikan pada tangal 1 Oktober 1961. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis ke-62 FK Undip yang sudah rutin dilakukan. Selain Orasi Ilmiah, ada kegiatan Tabur Bunga ke para pendahulu. Kegiatan Tabur Bunga sudah dilaksanakan pada Minggu, 1 Oktober yang lalu di Makam Undip,” ucapnya.
Prof. Dwi Pudjonarko menambahkan bahwa FK Undip merupakan salah satu unsur perguruan tinggi yang ikut bertanggung jawab sebagai pencetak generasi muda yang berkualitas, bermutu, dan mampu menyesuaikan tantangan pada dunia global, oleh karena itu Fakultas Kedokteran mempunyai tugas dalam melaksanakan kebijakan pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan yang berkelanjutan dan dapat memenuhi tuntutan perkembangan dunia global.
“Perlu adanya kesinambungan dari berbagai pihak baik eksternal dan internal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan dinamisasi dunia global. Sehingga pada Dies Natalis ke-62 Fakultas Kedokteran Undip ini, mengambil tema Memperluas Kolaborasi dan Sinergi dalam rangka Meningkatkan Kontribusi Fakultas Kedokteran Undip Untuk Indonesia dan Dunia,” kata Prof Dwi Pudjonarko.
Orasi ilmiah pada Dies Natalis tahun ini mengangkat salah satu fenomena yang ada di Rumah Sakit, yaitu fenomena Malnutrisi di Rumah Sakit. Malnutrisi di Rumah Sakit adalah malnutrisi yang terjadi selama perawatan di Rumah Sakit yang ditandai dengan penurunan berat badan lebih dari 2% dalam perawatan kurang dari 7 hari atau 5% dalam perawatan 8-30 hari atau 10% dalam perawatan lebih dari 30 hari.
Akibatnya adalah durasi perawatan yang lebih lama, pemulihan fisik yang lebih lama, peningkatan komplikasi penyakit, serta peningkatan angka morbiditas dan mortalitas. Selain itu, salah satu efek yang merugikan adalah peningkatan biaya rumah sakit, yaitu sebesar 3 kali lipat lebih tinggi dan lama perawatan di rumah sakit yaitu selama 1 setengah sampai 2 kali lipat. “Untuk itulah diperlukan antisipasi pencegahan Malnutrisi di Rumah Sakit dengan melakukan skrining gizi dalam 1 kali 24 jam pasien di nyatakan admisi rawat inap. Dengan demikian pasien yang beresiko mengalami malnutrisi akan mendapatkan penanganan yang sesuai,” jelas Prof Dwi Pudjonarko.
“Dengan adanya acara ini diharapkan ada kolaborasi, komunikasi, dan sinergi antara para klinisi dan para ahli gizi yang berhubungan dengan malnutrisi ini tentang bagaimana yang diminta oleh jaminan kesehatan. Selain itu, diharapkan jaminan kesehatan akan lebih bisa mengarahkan atau memberikan masukan agar pasien mendapatkan pengganti dari jaminan kesehatan tersebut,” pungkasnya.
Orasi ilmiah yang dimoderatori oleh Ahmad Syauqy, S.Gz., M.P.H., Ph.D. ini dilanjutkan dengan paparan materi oleh 2 (dua) narasumber. Narasumber pertama yaitu Prof. Dr. dr. Hertanto Wahyu Subagio, M.S., Sp.GK(K) yang menyampaikan materi mengenai Malnutrisi di Rumah sakit dan narasumber kedua yaitu dr. Lily Kresnowati, M.Kes(Epid) yang menyampaikan materi mengenai Pembiayaan BPJS pada Kasus Malnutrisi di Rumah Sakit.