Prof. Dr. Ir. Sri Tudjono MS, Guru Besar Teknik Sipil FT UNDIP Masuki Masa Purna Tugas

Pengabdian Prof. Dr. Ir. Sri Tudjono MS, sebagai guru besar bidang keahlian Structural Engineering pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip sudah tidak diragukan lagi pengalamannya semenjak dikukuhkan pada tahun 2018 terutama dalam peminatan penelitian tentang Strengthening using FRP, Modeling and Finite Element Analyses. Kini, tidak terasa ia telah memasuki masa purna tugasnya.

Sebagai bentuk pemberian penghargaan dan penghormatan atas sumbangsih dan dedikasi yang telah diberikan, Undip menggelar Sidang Terbuka Purna Adi Cendekia pada Rabu (03/04) bertempat di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Kampus Undip Tembalang. Pada acara tersebut Prof. Dr. Ir. Sri Tudjono MS, berkesempatan menyampaikan perjalanan awal karirnya bergabung dengan UNDIP hingga purna tugas sebagai salah satu Guru Besar UNDIP.

Kariernya dimulai saat menjadi staf pengajar sebagai asisten Ilmu Ukur Tanah di tahun 1980 dengan bekal ijazah kelulusan sebagai sarjana. Tepatnya bulan September 1980 bertugas mengikuti pendidikan tentang intepretasi citra satelit di PUSPIC UGM Bakosurtanal selama 9 bulan.

“Saya mengucapkan terima kasih karena bukan sebagai lulusan dengan prestasi yang biasa dan seadanya melainkan dapat diterima sebagai asisten di UNDIP hingga membuat orang tua saya sangat senang dan bangga,” ungkap Prof. Sri Tudjono.

Selanjutnya ia dipercaya mengikuti pendidikan S2 Teknik Sipil Struktur di Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan ke 2. Hingga dinyatakan lulus pada tahun 1986.

Pengalamannya bermula saat menjadi Sekretaris Jurusan Teknik Sipil bersama mahasiswa pencinta komputer membentuk Kelompok Studi Aplikasi Komputer (KSAK). Harapan adanya KSAK bisa membangun software yang bermanfaat bagi perencanaan bangunan Teknik Sipil. Hingga tersusunlah program analisis struktur yang dapat digunakan untuk menganalisa struktur bangunan sampai dengan 8 lantai.

“Program ini dirasa bagaikan loncatan dari analisis secara manual yang membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu. Dengan program yang sudah disusun dari input sampai akhirnya keluar hasil sekitar 1 jam meskipun hanya menggunakan PC 256 Kbyte. Software analisis struktur hasil KSAK yang mulai banyak digunakan walau tanpa ijin saat itu, sudah bisa memberikan rasa bangga bagi penyusunnya,” lanjutnya.

Hingga di tahun 1993 mendapat tugas studi lanjut S3 di ITB dan menjadi salah satu mahasiswa pendukung KSAK yang menjadi asisten dosen studi lanjut S3 di Jepang. Berjalannya waktu KSAK bergeser menjadi tentor kursus software computer hingga sekarang. Tujuan pengembangan software pun terhenti.

Penugasan mengikuti pendidikan S3 berakhir pada tahun 2005. Sejalannya waktu tepatnya pada 21 April 2018 menjelang pensiun dikukuhkan menjadi guru besar dengan orasinya tentang “Perkuatan Beton Konvensional, Menggunakan Carbon Fibre”.

“Harapan kedepannya semoga pengajar muda selaku penerus, bisa melanjutkan bahkan bisa mengembangkan software – software baru. Terlebih dengan adanya Departemen Teknik Sistem Komputer pada FT bisa dibangun kerja sama penelitian terapan antar departemen tentang software untuk membangun paten paten software yang bahkan bagus bisa kearah pengembangan Artificial Intelligence (AI). Semua data apapun bisa digitalisasi demikian juga software aktifitas juga merupakan wujud digitalisasi,” pungkas Prof. Sri Tudjono. (DHW-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News