, ,

Civitas Academika FK UNDIP Bersama AIPKI Gelar Aksi Simpatik “Bersama Membangun Pendidikan Yang Bermartabat” Bentuk Keterbukaan Kepada Publik

UNDIP, Semarang – Duka mendalam masih dirasakan oleh kampus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro atas meninggalnya salah satu putri terbaik bangsa yakni (Almh.) dr. Aulia Risma Lestari, yang merupakan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK UNDIP. Pasalnya setelah penon-aktifan atau penutupan sementara PPDS UNDIP Anestesi dan Reanimasi di RSUP Dr. Kariadi oleh Kemenkes pada 14 Agustus lalu hingga berdampak terhadap pemberhentian sementara aktivitas klinis Dekan FK UNDIP, Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko, M.Kes., Sp.B., Subsp.Onk(K) di RSUP Dr. Kariadi, Semarang.

Sebagai bentuk keterbukaan Universitas Diponegoro kepada publik, “Apel Pagi dan Kegiatan Simpatik, Bersama Membangun Pendidikan Yang Bermartabat” dilaksanakan pada Senin, 2 September 2024 bertempat di Stadion Mini FK dr. R. Saleh Mangunsudirdjo, Sp. BO. FICS, Kampus UNDIP Tembalang.

Wakil Rektor Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Universitas Diponegoro, Wijayanto, Ph.D. dalam orasinya menyatakan duka cita mendalam atas kepergian (Almh.) dr. Aulia Risma Lestari. Universitas Diponegoro hingga saat ini tetap terbuka atas semua masukan yang disampaikan oleh publik dan proses investigasi berjalan sesuai hukum yang berlaku.

“Kita semua masih bersedih saat ini, ada satu anak kita, mahasiswa kita, yang pergi mendahului kita. Kami mendengar apa yang disampaikan masyarakat pada kami, apel pada pagi hari ini bentuk keterbukaan kami pada semua masukan,” kata Wijayanto.

Ia juga menyebutkan dengan momentum ini menolak adanya framing yang menunjukkan bahwa UNDIP tidak peduli. Yang kedua, UNDIP sangat mendengar apa yang disampaikan oleh masyarakat, ⁠semua komentar yang masuk di berbagai media sosial tentang UNDIP juga Fakultas Kedokteran diterima secara positif sebagai bentuk perhatian masyarakat.

“FK UNDIP adalah kampus akademisi yang luar biasa mendapat perhatian, ⁠terbuka dengan masyarakat bahkan dengan institusi yang berwenang dalam melakukan investigasi. ⁠FK UNDIP is the chosen one, melalui masalah ini FK UNDIP menjadi contoh tidak hanya di UNDIP tetapi juga seluruh Fakultas Kedokteran di Indonesia. Terkait masalah yang sedang terjadi, ⁠kita kaji bersama untuk masa depan bangsa, dunia kedokteran, dan masyarakat Indonesia yang lebih kuat. Karena kita adalah kampus Diponegoro yang memiliki martabat dan manfaat” ucap Wijayanto.

Sementara Dokter Yan Wisnu, Dekan Fakultas Kedokteran UNDIP menyampaikan apresiasi serta perasaan terharunya atas kehadiran semua tamu dan peserta apel pagi yang menunjukkan sebagai satu keluarga besar yang bersama – sama mencintai rumah sekaligus institusi yang dicintai (FK UNDIP), dimana merupakan rumah besar tempat bernaung, tempat melebur dalam darah daging yaitu Universitas Diponegoro.

Yan Wisnu mengimbuhkan bahwa dinamika yang dihadapi akhir – akhir ini janganlah membuat menjadi lemah dan patah semangat. Namun semakin mengingatkan untuk bersandar hanya pada kekuatan dan pertolongan Sang Pencipta, Allah SWT. “Dan menjadi momen bagi kita untuk bangkit bersama, menjalankan institusi kita ini dengan sebaik – baiknya dengan sebersih – bersihnya untuk menciptakan lulusan – lulusan dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi, nurse dietisien, ahli farmasi yang unggul yang akan membaktikan diri di seluruh bumi pertiwi,” terang Dr. Yan.

Lebih lanjut Dr. dr. Awal Prasetyo,. M.Kes,. Sp.THT-KL MM(ARS) sebagai Ketua Bidang Kemitraan dan Pengabdian PP Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) tahun 2022 s.d 2025,  sungguh menyesalkan atas keputusan sepihak tersebut. Saat memberikan orasi, ia menunjukkan pernyataan sikap terkait pemberhentian prodi spesialis anestesi dan reanimasi serta pemberhentian Aktivitas Klinik Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP). Dr Awal mengatakan penolakannya terhadap segala bentuk bullying dalam pendidikan kedokteran, komitmen terhadap pengusutan kasus dengan prinsip keadilan dan transparansi serta menghormati proses investigasi dan menghindari penghakiman dini.

AIPKI juga memberikan dukungannya terhadap Dekan FK UNDIP yang telah menunjukkan integritas dan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. “AIPKI mengharapkan agar tindakan seperti ini tidak menjadi preseden yang merusak iklim akademik dan profesionalisme di lingkungan pendidikan kedokteran. Begitu juga himbauan mengaktifkan kembali program PPDS anestesi dan reanimasi dan aktivitas klinik Dr. Yan Wisnu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” tegas Dr Awal.

“AIPKI berharap agar pernyataan sikap ini dapat menjadi perhatian bagi semua pihak terkait. Kami juga berharap agar semua pihak dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini dan bersama – sama bekerja menuju perbaikan sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang adil, profesional, dan mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan,” kata Dr Awal.

Segenap civitas academika (guru besar, dosen dan mahasiswa PPDS) dan alumni FK UNDIP serempak mengenakan pakaian serba hitam atau berwarna gelap dengan pita hitam kompak bergemuruh menyuarakan “We Stand with Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko”. (DHW & Titis – Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News