Dosen FK UNDIP Kembangkan Model Stimulasi untuk Tumbuh Kembang Bayi Berat Lahir Rendah

Dr. Zubaidah, S.Kep.Ns., M.Kep., Sp.Kep.An., merupakan Dosen Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro, yang mengkaji pengembangan model stimulasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi berat lahir rendah. Menurut Dr Zubaidah, bayi berat lahir rendah (BBLR) berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan, dan gangguan kesehatan di kemudian hari. Untuk itu diperlukan perawatan berkelanjutan dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang.

Adapun penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh paket stimulasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan Bayi berat lahir rendah BBLR. Dengan bidang keahliannya keperawatan anak, Dr Zubaidah telah menggunakan dua metode dalam penelitiannya.

“Pada tahap yang pertama menggunakan studi kualitatif dan pengembangan paket stimulasi dengan melibatkan 10 partisipan orang tua, studi litertur, dan expert judgment,” ucap Zubaidah.

“Untuk tahap yang kedua merupakan tahap uji coba paket stimulasi dengan melibatkan 78 orang tua dan bayinya yang terbagi dalam 35 responden kelompok intervensi dan 43 responden kelompok control. Desain yang digunakan adalah eksperimen semu,” lanjutnya.

“Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan pada tahap pertama teridentifikasi kebutuhan orang tua dalam stimulasi tumbuh kembang antara lain kebutuhan informasi, pendampingan, dukungan ibu, dukungan peer, dan pemantauan tumbuh kembang bayi yang digunakan sebagai dasar pengembangan model,” papar Zubaidah.

Dr. Zubaida yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNDIP menambahkan bahwa berdasarkan hasil dari analisis statistik dalam penelitiannya, antar kelompok kontrol dan kelompok intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna berat badan pada usia koreksi satu, dua, dan tiga bulan; ada perbedaan yang bermakna panjang badan pada usia koreksi dua, dan tiga bulan, begitu juga ada perbedaan yang bermakna pada lingkar kepala dan skor KPSP pada usia koreksi 3 bulan.

Sehingga dalam penelitiannya diketahui tidak adanya perbedaan yang bermakna berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala pada usia 40 minggu postmenstrual age (PMA).

“Model stimulasi tumbuh kembang terbukti berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan pada usia koreksi satu bulan, dua bulan, dan tiga bulan, meskipun tidak berpengaruh pada saat bayi berusia 40 minggu (PMA). Model stimulasi tumbuh kembang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan BBLR pada usia koreksi tiga bulan,” pungkas Zubaidah. (Nabil; Ed. DHW – Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News