UNDIP, Agam (5/12) — Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui Tim Diponegoro Disaster Assistance Response Team (D-DART) kini telah terjun ke wilayah bencana banjir Sumatera. Tim relawan secara langsung membantu masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dengan fokus pada layanan kesehatan, pendampingan psikososial, dan penyaluran bantuan logistik.
Tim kesehatan D-DART memberikan pelayanan medis di wilayah kerja Puskesmas Matur setelah berkoordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Agam. Sementara itu, tim psikososial melakukan pendampingan di Kecamatan Tanjung Raya, tepatnya di Jorong Bancah, dengan fokus pada kelompok anak melalui edukasi perlindungan diri, terapi warna, dan aktivitas menari.
Kegiatan ini menjadi krusial bagi anak-anak sebagai kelompok paling rentan dalam situasi darurat. Pendampingan ini membantu memulihkan rasa aman, mengurangi kecemasan, serta mengembalikan kepercayaan diri mereka pascabencana.
Saat ini, selain layanan kesehatan dan psikososial, D-DART juga menyalurkan bantuan logistik kepada warga di Nagari Sungai Batang, khususnya Jorong Kukuban yang berada di kawasan perbukitan dan dikelilingi hutan. Paket bantuan berisi beras, perlengkapan kebersihan, makanan ringan, popok bayi, kebutuhan perempuan, serta pakaian dalam.
Akses menuju kawasan ini cukup menantang dan minim pencahayaan pada malam hari. Namun, kondisi tersebut tidak menghambat komitmen tim untuk memastikan seluruh bantuan tiba dengan aman dan tepat sasaran kepada warga yang membutuhkan.
Saat melepas Tim D-DART, Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menyampaikan duka mendalam atas kejadian banjir di Sumatera Barat dan memberikan dukungan penuh terhadap dedikasi tim D-DART dalam menjalankan misi kemanusiaan. “UNDIP selalu hadir untuk masyarakat, termasuk korban bencana di Sumatera Barat. Tim D-DART UNDIP telah kami terjunkan dan saat ini tengah memberikan bantuan secara nyata kepada para korban di lapangan. Kami berencana mengirimkan tim hingga akhir Desember, atau selama bantuan masih dibutuhkan,” ujarnya.
Saat ini, LPPM di bawah koordinasi Wakil Rektor IV, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D., terus mempersiapkan bantuan UNDIP yang meliputi penerapan teknologi pengolahan air portable untuk penyediaan air bersih, optimalisasi pemenuhan gizi bagi balita, ibu hamil, ibu menyusui, serta lansia, dan penguatan posko kesehatan integratif. Wijayanto, Ph.D. mengatakan, “Kami terus bekerja keras menyiapkan berbagai kebutuhan bagi para korban banjir. Seluruh unit bergerak bersama untuk memastikan bantuan UNDIP dapat tersalurkan secara cepat, tepat, dan bermanfaat”.
Selain di Sumatera, UNDIP juga mengupayakan bantuan kepada para mahasiswa yang kini tengah berada di Semarang namun berasal dari wilayah terdampak bencana.
Ketua Tim D-DART UNDIP, Ns. Nur Hafizhah Widyaningtyas, S.Kep., M.Kep., menjelaskan bahwa fase kedua respon kebencanaan ini berfokus pada layanan medis, pendampingan psikologis, serta bantuan logistik yang berkaitan dengan kebersihan.
“Pada fase dua ini, penekanan bantuan terletak pada medis, pendampingan psikologis, dan logistik terkait kebersihan seperti personal hygiene dan hygiene kit. Pemberian bantuan harus tepat sasaran dan didasarkan pada asesmen yang kuat serta koordinasi multisektor. Karena itu, kami terus berkoordinasi dengan relawan Sumbar, pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, hingga wali nagari setempat,” ucapnya.
Gerak cepat D-DART UNDIP menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam pemulihan pascabencana secara komprehensif—mulai dari kesehatan, ketahanan psikososial, hingga pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. UNDIP berkomitmen terus mendukung pemerintah dan masyarakat dalam upaya kemanusiaan yang berdampak nyata, terukur, dan berkelanjutan. (Komunikasi Publik/UNDIP/Tim D-DART & DHW; ed. Nurul)









