UNDIP Kirim Mesin Penjernih Air ke Sumatera Barat, Cukupi Kebutuhan 5000 Pengungsi Per Hari

UNDIP, Semarang (15/12) — Hari ini Universitas Diponegoro mengirimkan teknologi air bersih ke wilayah terdampak bencana di Sumatera Barat. Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., secara resmi memberangkatkan pengiriman tahap awal mesin penjernih air sebagai respons atas kebutuhan mendesak masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi.

Prof Suharnomo memberikan apresiasi kepada Tim innovator yang diwakili oleh Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, S.T., M.T. yang terlibat dalam misi kemanusiaan UNDIP. Dari hasil observasi di lapangan, penyediaan air bersih merupakan kebutuhan penting selain bantuan medis. 

“Berdasarkan simpulan di lapangan, kebutuhan air bersih menjadi sangat krusial. Karena itu, hari ini UNDIP mengirimkan mesin penjernih air ke Sumatera Barat, dan ke depan tidak menutup kemungkinan akan kami distribusikan pula ke Aceh dan Sumatera Utara. Ini bagian dari komitmen UNDIP yang menyeluruh tidak hanya membantu pemulihan fisik dan kesehatan masyarakat, tetapi juga memastikan mahasiswa terdampak bencana tetap dapat melanjutkan studinya melalui pembebasan UKT dan dukungan biaya hidup,” ujar Prof. Suharnomo.

Sementara itu, Prof. Dr. I Nyoman Widiasa menjelaskan bahwa teknologi yang dikirimkan UNDIP terdiri atas dua jenis mesin, yaitu mesin berkapasitas besar dan mesin berkapasitas kecil. Mesin besar mampu mengolah air hingga sekitar 100–120 meter kubik per hari atau setara 100.000–120.000 liter per hari yang dapat melayani sekitar 5000 orang per hari. 

Adapun mesin kecil, dengan kapasitas sekitar 2–5 meter kubik per hari atau 2.000–5.000 liter per hari bisa mencukupi sekitar 250 orang per hari. Mesin kecil sendiri lebih dirancang untuk menjangkau daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses distribusi dan juga untuk diletakkan di posko.

“Mesin ini mengolah air keruh akibat banjir menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sanitasi. Ke depan, sistem ini akan dikembangkan untuk menghasilkan air siap minum. Harapannya, teknologi ini dapat diperbanyak menjadi unit-unit yang lebih luas sehingga kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana semakin baik,” jelas Prof. Nyoman.

Untuk menjalankan alat ini, UNDIP bekerja sama dengan Politeknik Negeri Padang yang mencarikan lokasi yang tepat dan mendistribusikan air. Distribusi air akan dilakukan dengan menggunakan mobil tangki air ke masyarakat yang membutuhkan.

Pengiriman mesin air bersih ini didukung melalui pendanaan UNDIP serta skema pengabdian masyarakat kebencanaan dari Diktisaintek. Satu unit mesin yang diberangkatkan pada tahap awal menggunakan pendanaan UNDIP dan dikirim langsung ke Padang melalui jalur darat. Sementara tiga unit mesin lainnya saat ini dalam proses penyelesaian dan direncanakan akan menyusul ke sejumlah wilayah terdampak, termasuk Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, hingga saat ini UNDIP telah mengirimkan dua gelombang tim relawan pada 2 Desember 2025 dan 10 Desember 2025 yang terdiri dari tenaga medis, dokter, paramedis, psikolog, serta tim trauma healing. UNDIP bergerak berkolaborasi dengan IKA UNDIP di lokasi bencana. IKA Medica Fakultas Kedokteran UNDIP juga mengirimkan relawan ahli medis dan bedah. UNDIP berharap bantuan ini bisa memberikan solusi nyata bagi para pengungsi di masa pemulihan. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW ed. Nurul)

Share this :