Semarang-Jawa Tengah (11/10). Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-61, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menggelar perayaan Dies Natalis ke-61 pada Sabtu (1/10) di Ruang Serba Guna Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Acara mengusung tema “ Merajut Asa untuk Membangun Generasi Bangsa yang Peduli dan Berprestasi”.
Dalam sambutan, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Prof. Dr. dr. Dwi Pudjonarko, M.Kes, Sp.S(K) menyampaikan beberapa pencapaian Fakultas Kedokteran Undip, diantaranya kelulusan first taker pada UKMPPD Kedokteran 2021 mencapai 92% dan pada UKOM NERS 2022 dan UKOM Sarjana Ilmu Gizi 2021 yang mencapai 100%. Selain itu lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil melanjutkan studi atau mendapat pekerjaan atau menjadi wiraswasta yaitu sebanyak 95,65%. Berkaitan dengan sarana dan prasarana, Dekan menyampaikan beberapa sarana baru yang dimiliki FK Undip, yang mengikuti perkembangan teknologi seperti smart class, studio untuk podcast dan rekaman, ruang serba guna dengan teknologi kedap suara, e-library serta Diponegoro Medical Simulation Centre.
Pada setiap tahunnya berkenaan dengan rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas DIponegoro, diadakan orasi guru besar. Tahun ini. Orasi guru besar disampaikan oleh Prof dr. Sultana MH Faradz, PAK., PhD, dengan tema “Perjalanan Panjang dari Sel ke Pengobatan Presisi di Era Genomic”. Tema ini sesuai dengan tema penelitian beliau selama beliau berkarir sebagai guru besar. Orasi guru besar selalu menjadi agenda dalam acara dies natalis FK Undip. Orasi guru besar ini diharapkan dapat menjadi api membakar semangat generasi muda untuk terus belajar dan memperdalam ilmu sepanjang hayat.
Selain diisi dengan orasi guru besar, acara perayaan ini juga dimeriahkan dengan penampilan tari dari mahasiswa FK Undip. Hal ini secara simbolis menunjukkan bahwa sebagai mahasiswa yang tugas utamanya adalah menuntut ilmu, tetap tidak boleh melupakan akan adanya kearifan lokal tanah air Indonesia. Ada 2 macam tari yang ditampilkan yaitu tari merak dan tari saman. Selain secara simbolik melestarikan budaya asli Indonesia, acara tari ini juga menunjukkan keberagaman yang ada di Indonesia. Melalui keberagaman ini Indonesia menjadi kaya dan berbudaya.
Turut mengundang Guru Besar serta perwakilan civitas akademika FK Undip. Diisi dengan acara potong tumpeng. Potong tumpeng dimaksudkan bentuk rasa syukur karena telah berhasil berkembang menjadi FK Undip yang sukses seperti sekarang ini.
Acara ditutup dengan ziarah makam FK Undip yang memiliki makna tersirat. Acara ziarah makam memiliki makna untuk selalu menghargai dan mengingat jasa beliau almarhum dan almarhumah yang telah mendahului kita. Tidak terhitung jasanya membangun FK Undip. Acara yang telah berlangung rutin setiap tahun ini diharapkan dapat menjadi pengobar semangat belajar dan mengajar seluruh civitas akademika FK Undip sehingga nantinya FK Undip semakin jaya.