Riset Konsorsium Unggulan Berdampak (RIKUB) FSM UNDIP, Olah Air Limbah Industri Menjadi Air Higienis

UNDIP, Semarang (24/10) – Pakar Ilmu Fisika, Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA guru besar dari Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro mengembangkan penelitian baru tentang “Implementasi Teknologi Gelembung Nano-Mikro Plasma Ozon sebagai Proses Oksidasi Lanjut untuk Pengolahan Air Limbah Industri”. Penelitian ini mulai diterapkan pada skala industri dan mengolah air limbah dapat digunakan kembali dalam kegiatan sehari-hari atau sering disebut air higiene sanitasi. Riset ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam skema program riset konsorsium unggulan berdampak (RIKUB)

Riset ini merupakan bagian dari skema RIKUB yang sangat dihandalkan kementerian melibatkan 3 (tiga) universitas, yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Riau, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Prof. Muhammad Nur mengungkapkan, “Saat ini Universitas Diponegoro merupakan pengembang terdepan teknologi Gelembung Nano-Mikro Plasma Ozon. Dalam pembuatan generator ozon kapasitas tinggi (125 gram/jam) kami bekerja sama dengan PT. Dipo Thechnology. Dalam ujicoba ini penelitian menggunakan limbah industri pangan dari pabrik pengolahan pasta cabai,” ujarnya.

Dalam penelitian tersebut,Tim Universitas Diponegoro menggunakan bak berkapasitas 5 meter kubik yang diisi air dan ditambahkan 10 kilogram pasta cabai sebagai contoh limbah dari pabrik pengolahan pasta cabai. Air limbah tersebut kemudian diolah menggunakan gelembung Nano-Mikro Plasma Ozon. Terjadi proses oksidasi lanjut yang memutus rantai-rantai polutan, termasuk rasa pedas cabai. Hasil penelitian ini menghasilkan air higienis yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. “Target penelitian ini adalah mencapai tahap di mana air hasil olahan tersebut layak untuk diminum, tetapi kami masih jauh dari target tersebut. Meski begitu air yang sudah kita hasilkan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari–hari.” tambahnya.

Selain penelitian di bidang pengolahan limbah, Prof. Muhammad Nur juga membina para petani dan membentuk koperasi bernama Berkah Abadi Jaya. Koperasi menghimpun petani dengan lahan yang diolah seluas 1.200 hektare, hasil panen cabai para petani binaannya kerap melimpah bahkan berlebih. “Kerja sama koperasi Berkah Abadi Jaya, Pemda Kabupaten Batubara Sumut dan Kementrian Koperasi, pada Oktober 2024 pabrik pengolahan pasta cabai telah beroperasi. Pabrik ini juga menggunakan teknologi gelembung nano-mikro plasma ozon untuk menghilangkan pestisida dari bahan baku cabai dan penyimpanan bahan baku dengan kapasitas 15 ton. Kementerian tertarik dengan 6 pilar yang dikawal terus oleh Prof. Nur dan kawan-kawan, yakni ditemukan kebersamaan antara komunitas (petani), komoditas (cabai), bapak angkat (pakar), teknologi, koperasi, dan generasi muda” jelasnya.

Dalam pengolahan air limbah industri ini, fokus penelitian Prof. Muhammad Nur masih pada pengolahan limbah industri pangan di UNDIP, air limbah industri plastik di ITS, dan Air limbah pengolahan sawit di UNRI. Penelitian ini akan terus dilanjutkan hingga tahun depan. Ia berharap teknologi ini dapat ditawarkan kepada berbagai industri pangan karena proses ini dinilai lebih efisien dan hemat biaya dalam pengolahan limbah. (Komunikasi Publik/UNDIP/Syahra ed. Ut)

Share this :