UNDIP, Rejang Lebong (26/11) — Tim Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro berkomitmen menghadirkan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui pendampingan di kawasan transmigrasi. Pada kegiatan yang berlangsung di Desa Kota Padang dan Desa Tanjung Gelang, Kecamatan Kota Padang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, tim UNDIP mengidentifikasi potensi unggulan komoditas sekaligus tantangan infrastruktur yang memengaruhi produktivitas warga. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas ekonomi desa melalui pemetaan komoditas strategis seperti kopi, sawit, dan karet yang menjadi pendorong ekonomi lokal.
Di Desa Kota Padang, komoditas sawit menjadi sektor utama yang digarap oleh masyarakat. Purnomo, Kasi Umum yang telah berdinas selama dua tahun sekaligus pengelola lahan sawit, menggambarkan besarnya potensi usaha ini bagi pendapatan warga. Pola pemasaran yang melibatkan pengepul lokal memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi desa, meskipun masih dihadapkan pada tantangan klasik berupa keterbatasan modal, akses pupuk, serta kebutuhan peningkatan kapasitas pengolahan.
“Sebagian besar petani di desa ini mengelola lahan hak milik seluas 0,75 hingga 20 hektar. Namun, fluktuasi cuaca, serangan hama, dan akses pembiayaan yang terbatas menyebabkan hasil panen belum optimal,” ungkap Purnomo. Penguatan kelembagaan seperti BUMDes, pelatihan teknik budidaya, serta perluasan akses permodalan menjadi kebutuhan mendesak agar petani dapat meningkatkan produktivitas sekaligus memperluas pasar.
Alubis, seorang pengepul yang telah beroperasi selama lima tahun, turut mengonfirmasi dinamika tersebut. Dengan jaringan pembelian yang luas, ia berperan penting dalam menghubungkan petani dengan pasar. Namun, risiko ketidakstabilan harga dan persaingan antarpengepul membuatnya membutuhkan dukungan modal tambahan. Meski demikian, keinginannya untuk mengembangkan usaha ke arah pengolahan memberikan sinyal bahwa masih terbuka peluang hilirisasi komoditas di tingkat desa.
Sementara itu, di Desa Tanjung Gelang, kopi menjadi komoditas yang menonjol. Kepala Desa, Sus Budaya, bersama Kasi Pemerintahan Imam Safei, menjelaskan bahwa kondisi tanah dan iklim di kawasan ini sangat mendukung budidaya kopi, sawit, dan karet. “Para petani yang berasal dari beragam usia dan latar Pendidikan mengelola lahan hak milik hingga kawasan hutan lindung dengan produksi kopi mencapai 300–3.500 kg per tahun,” ucap Sus Budaya.
Harga yang relatif stabil menunjukkan bahwa komoditas kopi memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Namun, penggunaan teknologi tradisional, hambatan modal, dan serangan hama masih menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama. Dukungan berupa pendampingan teknis, akses modal, serta penguatan kelompok tani diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Sus Budaya, yang juga menjadi pengepul dengan pengalaman lebih dari satu dekade, memiliki kapasitas penampungan hingga 6 ton kopi dan 1 ton karet. Ia melakukan sortasi kualitas sebelum disalurkan kepada pengepul besar. Meskipun demikian, ia mengakui perlunya tambahan modal untuk menjaga stabilitas usaha di tengah ketidakpastian harga pasar.
Temuan tim Ekspedisi Patriot UNDIP menunjukkan bahwa Kecamatan Kota Padang memiliki modal sosial dan sumber daya komoditas yang kuat untuk dikembangkan lebih jauh. Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, kelompok tani, BUMDes, dan pendampingan perguruan tinggi, kawasan transmigrasi ini berpeluang membangun rantai nilai komoditas yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Ekspedisi ini menjadi wujud kontribusi UNDIP dalam memperkuat kemandirian ekonomi desa serta memastikan kehadiran perguruan tinggi menjadi bagian dari solusi bagi masyarakat, sejalan dengan komitmen menuju kampus yang bermartabat dan bermanfaat. (Komunikasi Publik/UNDIP/ Tim 1 Ekspedisi Patriot Rejang Lebong; Ed. DHW)








