UNDIP, Rembang (8/11) – Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui Unit Pelaksana Teknis Layanan Konsultasi, Disabilitas, Penegakan Disiplin dan Etika Mahasiswa (UPT LKDPDEM) kembali menunjukkan komitmen nyata dalam penguatan kesehatan mental civitas academica. Sebagai wujud implementasi kepedulian terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa, UPT LKDPDEM menyelenggarakan kegiatan strategis bertajuk Campaign Psychoeducation: Calm your Thoughts, Raise your Grace. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 5 hingga 8 Desember 2025, menyasar mahasiswa di tiga lokasi kampus PSDKU Universitas Diponegoro (UNDIP).
Rangkaian Campaign Psychoeducation diawali di Kampus PSDKU Batang pada Jumat (5/12), dilanjutkan ke BPKJ Teluk Awur Jepara pada Sabtu (6/12), sebagai penutup diselenggarakan di Kampus PSDKU Rembang pada Senin (8/12).
Penyelenggaraan acara ini didasari oleh urgensi peningkatan mental health awareness di lingkungan pendidikan tinggi, khususnya dalam menghadapi dinamika akademik yang semakin kompleks. Universitas memandang bahwa kestabilan emosional dan kejernihan pikiran merupakan modal fundamental bagi mahasiswa untuk mencapai prestasi akademik yang optimal serta membentuk karakter yang tangguh. Oleh karena itu, pendekatan psikoedukasi dipilih sebagai metode utama dalam kegiatan ini guna memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai regulasi emosi.
Rangkaian kegiatan diawali dengan sesi perkenalan tim DSCW (Diponegoro Student Care Warriors) dan pembukaan oleh MC. Acara dilanjutkan dengan sambutan resmi dari Ketua Program Studi Administrasi Publik PSDKU Rembang, Dr. Drs. R. Slamet Santoso, M.Si..
Dalam sambutannya, Dr. Slamet Santoso menyambut hangat kehadiran tim UPT LKDPDEM dan menekankan pentingnya kolaborasi ini bagi mahasiswa di kampus PSDKU. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif jemput bola yang dilakukan oleh UPT LKDPDEM hingga ke kampus Rembang. Besar harapan kami agar kolaborasi ini tidak berhenti pada satu kegiatan saja, melainkan menjadi agenda yang berkelanjutan,” ujarnya.
“Program psikoedukasi seperti ini sangat krusial sebagai solusi suportif dalam mendampingi mahasiswa menghadapi dinamika perkuliahan, sehingga mereka dapat menjalani masa studi dengan lancar dan menyelesaikannya dengan hasil yang optimal sesuai harapan kita bersama.” tambahnya.
Agenda berlanjut dengan sambutan dari Kepala UPT LKDPDEM, Annastasia Ediati, S.Psi., M.Sc., Ph.D., yang sekaligus membuka acara secara resmi. Annastasia Ediati menyoroti pentingnya manajemen stres, terutama menjelang masa Ujian Akhir Semester (UAS) dan mengajak mahasiswa mempraktikkan teknik relaksasi sederhana.
“Di tengah padatnya aktivitas akademik, mahasiswa tidak boleh melupakan aspek kesejahteraan psikologisnya; mahasiswa jangan lupa bahagia. Melalui pendekatan art therapy seperti mewarnai, kami mengajak mahasiswa untuk melatih regulasi emosi dan ketenangan diri,” tuturnya.
“Kegiatan ini dirancang khusus untuk membantu mahasiswa mengelola stres, terutama menjelang masa Ujian Akhir Semester, agar energi positif dan semangat belajar mereka dapat kembali terbangun.” lanjutnya.
Setelah prosesi pembukaan yang khidmat dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Diponegoro, acara beralih ke sesi interaktif yang dirancang untuk membangun atmosfer positif. Peserta melakukan outbound yaitu dengan senam bersama guna melepaskan ketegangan fisik, yang kemudian disusul dengan sesi permainan (games) individu dan kelompok untuk mempererat kohesivitas antar mahasiswa.
Sebagai inti dari campaign ini, UPT LKDPDEM memfasilitasi sesi konseling yang ditangani langsung oleh konselor. Sesi ini memberikan ruang aman bagi mahasiswa untuk berkonsultasi mengenai tantangan akademik maupun personal yang mereka hadapi. Rangkaian acara ditutup dengan sesi penutup yang merefleksikan kembali tujuan utama kegiatan, yakni menciptakan lingkungan akademik yang sehat, suportif, dan bebas dari tekanan psikologis berlebih.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta ekosistem kampus yang suportif dan empatik, di mana isu kesehatan mental tidak lagi menjadi stigma, melainkan menjadi diskursus yang terbuka dan solutif. Universitas Diponegoro percaya bahwa mahasiswa yang memiliki kesehatan mental yang prima akan mampu berkontribusi lebih besar bagi almamater, masyarakat, dan bangsa, serta mewujudkan UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat. (Komunikasi Publik/UNDIP/Riri)









